SKRIPSI PENDIDIKAN GEOGRAFI
PERANAN OBYEK REKREASI DUTA WISATA TERHADAP KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI KELURAHAN SUKAMAJU KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan Obyek Rekreasi Duta Wisata dan perannya terhadap keadaan sosial ekonomi keluarga di Kelurahan Sukamaju Kecamatan Teluk Betung Barat, dengan titik tekan kajiannya kesempatan kerja, kesempatan berusaha, tingkat pendapatan, pemenuhan kebutuhan pokok keluarga, dan perkembangan keadaan sosial ekonomi keluarga.
Penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian ini sebanyak 49 kepala keluarga sebagai responden. Pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara terstruktur, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan tabel dan persentase sebagai dasar interpretasi dan deskripsi untuk membuat laporan hasil penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1). Sebanyak 0,022% (26 kepala keluarga) dari seluruh kepala keluarga di Kelurahan Sukamaju (1.170 kepala keluarga) mendapatkan kesempatan kerja di Obyek Rekreasi Duta Wisata (2). Sebanyak 0,019% (23 kepala keluarga) dari seluruh kepala keluarga di Kelurahan Sukamaju (1.170 kepala keluarga) memiliki kesempatan berusaha di Obyek Rekreasi Duta Wisata (3). Pendapatan rata-rata perkapita penduduk Kelurahan Sukamaju yang bekerja dan berwirausaha di Obyek Rekreasi Duta Wisata sebesar Rp 956.122,-perbulan. (4). Sebanyak 79,59% (39 responden) kebutuhan pokok minimumnya terpenuhi, dan sebanyak 20,41% (10 responden) kebutuhan pokok minimumnya tidak terpenuhi (5). Sebanyak 67,35% dari 49 responden menyekolahkan anaknya hingga tamat wajib belajar 9 tahun, sebanyak 12,24% (6 responden) menyekolahkan anaknya hingga tamat SLTA, dan sebanyak 20,41% (10 responden) tidak mampu menyekolahkan anaknya.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efektivitas Metode Diskusi dalam Pengajaran Geografi dan Kependudukan Pada SMP Negeri 2 Banda Aceh
Geografi dan Kependudukan adalah salah satu sub bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), yang dipelajari atas dasar pendekatan Interdisipliner dan pendekatan Multidisipliner (Interdisipliner – Multidisipliner Aproach), untuk memahami peristiwa atau persoalan yang berhubungan dengan masyarakatdan mempelajari cara-cara berpikir kritis serta bekerja secara ilmiah dalam menangani lingkungan. Geografi dan Kependudukan adalah salah satu disiplin ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan ruang (lingkungan).
Dalam proses belajar mengajar Geografi dan Kependudukan, guru tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi harus juga menerapkan prinsip-prinsip pengajaran, baik yang khusus maupun prinsip umum. Prinsip khusus seperti prinsip pengajaran IPS yang berorientasi pada perpaduan konsep mikro dan makro.
Prinsip pengajaran modern menuntut agar kegiatan belajar mengajar harus dapat mengenmbangkan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), untuk dapat mengolah, menggunakan, menilai dan mengkomunikasikan hasil belajar dengan baik. Keberhasilan suatu pengajaran sangat tergantung pada komponen guru yang baik, serta penggunaan metode serta media yang tepat. Dalam hal ini guru dituntut untuk dapat menguasai macam-macam, metode interaksi edukatif dan alat-alat bantu pengajaran. Dengan demikian kemudahan akan timbul di pihak guru sebagai pengajar dan siswa-siswapun memperoleh hasil maksimal.
BAB TIGA
METODE DISKUSI DALAM PENGAJARAN
GEOGRAFI DAN KEPENDUDUKAN
SKRIPSI TEKNIK MESIN
PERANCANGAN ALAT PEMBALIK SLAB DENGAN MEMANFAATKAN CRANE MAGNET SEBAGAI TENAGA PENGGERAK
ABSTRAK
Dalam proses penanganan akhir slab, slab perlu dibersihkan kedua sisi permukaannya dan diperiksa cacat permukaan. Kedua sisi slab yang akan dibersihkan, diperlukan proses pembalikan slab.
Cara pembalikan slab yang lama mengunakan crane magnet, dimana slab yang akan dibalik dengan cara dimiringkan oleh crane kemudian slab dilepaskan. Pada saat slab dilepaskan dari crane, bangunan pabrik bergetar, baut-baut rel over head crane menjadi kendur dan slab menjadi rusak akibat benturan yang keras dengan tanah. Untuk menghindari kerusakan atau ganguan akibat cara pembalikan yang dilakukan sekarang, maka di lakukan “Perancangan Alat Pembalik Slab”
Alat yang dirancang memanfaatkan crane magnet sebagai alat penggeraknya sehingga dalam perancangan ini menjadi lebih ekonomis dikarenakan beberapa alasan yakni :
> Dari segi ekonomi alat hasil perancangan ini mempunyai keungulan yaitu, tidak memerlukan biaya yang mahal untuk membeli penggerak yang baru dan pembuatan kontruksi alat ini dapat dikerjakan di workshop sendiri, material yang digunakan terdapat dilokasi tempat kerja.
> Dari sisi maintenance alat ini tidak memerlukan perawatan yang intensif karena disain alat ini sangat sederhana.
Dari hasil perhitungan gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat slab adalah sebesar 181.996 kN dan gaya yang dibutuhkan untuk menurunkan slab sebesar 57.0924 kN.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
PT. Krakatau Steel didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970, dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No.35 tahun 1970 tentang Penyerahan Modal Negara RI untuk pendirian Perusahaan Perseroan (Persero). PT.Krakatau Steel adalah perusahaan milik negara, pada tahun 1979 dengan Keppres No.39 PT. Krakatau Steel dikukuhkan sebagai pusat pengadaan baja nasional dengan dibangunnya pabrik-pabrik yang menjadi unit produksi di PT. Krakatau Steel, salah satunya adalah Slab Steel Plant (SSP).
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PRESS TOOLS UNTUK PRODUK METAL GASKET SUZUKI SMASH
ABSTRAK
Kendaraan bermotor merupakan salah satu produk yang padat dengan teknologi canggih yang mana jumlah komponennya tidak kurang dari 40.000 sampai 50.000 komponen untuk mobil dan kira-kira 12.000 komponen untuk sepeda motor. Gasket merupakan komponen yang selalu digunakan dalam mesin yang fungsinya menutup rongga atau celah antara dua permukan bagian mesin. Pembuatannya menggunakan mesin press dengan Punch & Dies atau Matras. Ada beberapa tipe dies dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihannya didasarkan pada bentuk dari produk yang akan dibuat.
Dalam pembuatan gasket silinder head Suzuki Smash ini, pilihan yang tepat adalah dengan menggunakan Compound Dies. Proses yang digunakan adalah blanking, pierching dan embossing. Pemilihan Dies ini didasarkan pada kepraktisan proses pembuatan produknya, serta relative lebih murahnya biaya pembuatan dies, dibandingkan tipe yang lain.
Selain dari pada itu pada produk metal gasket silinder head Suzuki Smash ini memiliki perbedaan dengan gasket pada mesin sepeda motor merek lain, perbedaan tersebut terlihat dengan adannya alur atau nat pada permukaan gasketnya. Individual dies memerlukan lebih dari satu dies. Progressive Dies walaupun menggunakan satu dies saja tetapi menggunakan lebih dari satu stasiun. Oleh karena itu dalam proses pembuatan produk ini keduanya memperpanjang waktu pengerjaan produk dan memperbesar biaya pembuatan dies.
Untuk perencanaan dan pembuatan Dies ini proses pengerjaannya meliputi pengaturan geometri dan strip lay-out, mengetahui kapasitas mesin press, besar gaya pemotongan, clearance, dimensi punch, dimensi dies dan alat penunjang yang digunakan. Material gasket adalah plat paduan aluminium dengan tebal 0.4 mm.
Kata Kunci : Compound Dies, Piercing, Blanking, Embossing, Nat, Clearance.
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
“ ANALISA PENGARUH WAKTU TAHAN TERHADAP BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE PACK CARBURIZING
Baja karbon rendah adl material yg dlm penggunaannya kebanyakan sbg bahan dr kontruksi umum. Krn baja karbon rendah mempunyai keuletan yg tinggi dan mudah dimachining, tetapi kekerasannya rendah dan tdk tahan aus. Hal ini dpt diatasi dgn merubah sifat2 material yg tersedia yaitu dgn proses perlakuan panas.
Sdgkan perlakuan panas adl cara yg plg umum digunakan utk merubah sifat2 tersebut. Perlakuan panas bkn tujuan umum dr kontruksi tetapi hanya merupakan sarana utk mencapai ekonomi yg lbh baik. Dgn mengalami proses perlakuan panas maka akan diperoleh sifat2 mekanis yg kita inginkan spt kekerasan bertambah, tahan aus dan lain2. Perlakukan panas yg salah dpt menimbulkan kerugian.
Salah satu cr dgn menggunakan pengerasan permukaan yaitu dgn proses Karburasi. Karburasi adl salah satu proses perlakuan panas utk mendapatkan kulit yg lbh keras dr sebelumnya.
Dr uraian diatas, mk dpt diketahui bahwa baja karbon rendah tdk lbh dr 0,25%C yg dlm penggunaannya kebanyakan sbg kontruksi umum, dgn mengalami proses perlakuan panas diharapkan memperoleh sifat2 yang diinginkan seperti kekerasan bertambah, tahan aus, dan lain2.
Proses penelitian perlakuan panas yg penulis lakukan dgn material baja karbon rendah, yg mana setelah dilakukan uji spektrometer, material tersebut mempunyai kadar karbon 0,07%C.
Pada proses perlakukan panas ini suhu pemanasan adalah 875 C, bahan bubuk karbon 60% dan Barium Karbonat 40% sebagai energizer yg mempercepat proses, waktu penahanan adalah 15 menit, 30 menit, dan 50 menit dgn media pendinginan adl oli SAE 20–50.
Setelah dilakukan proses perlakuan panas dari material tersebut, mk dilakukan pengujian kekerasan dan pengujian spektrometer di Balai Latihan Kerja Industri Surabaya. Adapun hasilnya adl kekerasan tertinggi adl material yg mengalami proses perlakuan panas dgn penahanan waktu paling lama yaitu 50 menit. Dan kadar karbon paling tinggi dari hasil difusi diperoleh dari material yg mengalami proses penahanan waktu paling lama.
Dari data hasil pengujian mekanik kekerasan dan metallography dpt ditarik suatu kesimpulan bahwa dgn perlakuan panas didapatkan material yg mempunyai kekerasan tinggi pd permukaannya dan masih lunak pd bagian dalamnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Semakin meningkatnya perkembangan hidup manusia maka jamanpun ikut berkembang dengan pesat. Karena perkembangan manusia bertambah maju maka bidang teknologipun ikut berkembang sangat pesat dengan harapan segala kebutuhan manusia dapat terpenuhi dengan baik.
PENGARUH HASIL PENGELASAN LISTRIK DAN ASETELIN PADA PELAT BAJA ST 37 TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO
Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian atau lebih dengan menggunakan energi panas. Pengelasan dengan busu listrikmerupakan salah satu jenis proses pengelasan yang sering djumpai karena pelaksanaannya cukup sederhana, fleksibel dan tidak memerlukan peralatan yangmahal. Pengelasan asetilin diperoleh lewat proses reaksi kimia dalam bentuk gas. Pada umumnya prose pengelasan jenis ini banyaknya dipergunakan pada bengkel las besar atau kecil.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelat baja St 37, dengan pengelasan listrik dan asetilin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kekerasan, kekuatan tarik, dan struktur mikro. Benda uji untuk uji tarik 8 buah, sedangkan untuk kekerasan dan uji metalografi masing-masing 1 buah.
Dari hasil pengujian yang dilaksanakan, diperoleh data-data yang menunjukkan bahwa benda uji yang dilas asetilin pada daerah lasan mempunyai nilai rata-rata kekerasan yang tinggi, dibanding dengan yang menggunakan las listrik, rata-rata pada daerah lasan untuk las asetilin 46,4 HRA, untuk las listrik yaitu 45,3 HRA. Hasil uji tarik pada las listrik adalah 34,12 kg/mm2, sedangkan pasa las asetilin yaitu 21,33 kg/mm2. Untuk metalografi pada las listrik terlihat bahwa besar butiran struktur mikronya lebih halus dari pada las asetilin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya, sehingga sumber daya manusia harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan.
DESAIN DAN KENDALI PROTOTIPE ROBOT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RODA TRACKING
ABSTRAK
Tugas akhir ini bertujuan untuk merancang dan membuat MALPRAX; sebuah prototipe mobile robot dengan tracking-wheels untuk memadamkan api. Dalam pembahasannya dibahas mengenai simulasi pemadaman api dan analisa perhitungan baik dari segi kinematik mobile robot, jauh semprotan air pemadam api, dan efisiensi pemakaian daya power suplai dengan kaitannya pada torsi motor yang digunakan. Robot ini memiliki sistem full automatic dalam melaksanakan tugasnya, karena telah diberikan artificiall inteligence.
ABSTRACT
The goal of this paper was designed and made MALPRAX; a prototipe of mobile robot with tracking wheels that used for firefigthing. The discussion discuss about firefigthing simulation and the analize of calculation for kinematic mobile robot, the distance of waterflow from firefighter, and the efficiency of power supply energy that used for motor torque. This robot had full automatic system during the mission, tough had given an artificiall inteligence.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mobile Robot merupakan salah satu jenis robot yang sangat digemari sekarang ini. Berbagai institusi berlomba dalam riset pengembangan jenis robot ini. Baik mobile robot yang memiliki sistem kendali manual, semi-automatic bahkan yang full-automatic.
Proses Pengelasan pada Bengkel konstruksi Divisi Produksi Unit Produksi Jakarta II
Teknik Mesin
DJULKIFLI20499235
Proses pengelasan kontruksi kapal divisi produksi Di PT.DOK & Perkapalan
kodja bahari.
P.I Teknik mesin,Fakultas Teknologi industri,Universitas gunadarma,2006
Kata kunci : Proses pengelasan
( X + 55 + Lampiran )
Teknologi pengelasan merupakan suatu proses untuk menyambung atau
menggabungkan dua material logam menjadi satu.
Pada masa sekarang ini perkembangan teknologi pengelasan sudah semakin
modern,dengan tersedianya jenis-jenis teknik/cara-cara pengelasan yang
bermacam-macam yang diantaranya akan saya bahas dipenulisan ilmiah.
Teknologi pengelasan mempunyai peranan penting dalam perkembangan
teknologi perindustrian,contohnya : teknologi kontruksi,tegnologi
automotif,perkapalan dan sebagainya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
P a da zaman sekarang ini yang t6eknologi berkembang dan modern, kapal laut
merupakan alat transportasi yang murah untuk menghubungkan masyarakat, barang dan
jasa dari sustu negara kenegara yang lain, dari pulau yang satu kepulau yang lainya.
Dinegara-negara yang sudah maju dalam perindustrianya, industri perkapalan sangatlah
dibutuhkan untuk membuat kapal-kapal barang dan tanker untuk membawa hasil-hasil
industri yang tidak bias dibawa oleh transportasi lain, karena biaya yang sangat besar dan
SKRIPSI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
PEMBUATAN WEBSITE MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MATERI RESISTANSI PADA MATA PELAJARAN PENERAPAN KONSEP DASAR LISTRIK DAN E
ABSTRAK
Fais Fanani. Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Untuk Materi Resistansi Pada
Mata Pelajaran Konsep Dasar Listrik Dan Elektronika. Skripsi, Jakarta
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
Penelitian ini bertujuan membuat Media Pembelajaran yang menyenangkan, menarik, interaktif pada Mata Pelajaran Kemampuan Dasar Elektro untuk Materi Dasar Resistansi. Bentuk media yang dibuat berupa program pembelajaran interaktif berisikan huruf-huruf animatif, slide foto, gambar bergerak, merangkai komponen dengan mengambil pokok materi Resistasi pada mata pelajaran Konsep Dasar Listrik Dan Elektronika http://www.unj.ac.id/ft/elektro/belajar/halaman%20utama2.htm.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2007/2008. Adapun tempat pelaksanaan dalam proses pembuatan Media Pembelajaran Interaktif dilakukan di lab Fisika Dasar Universitas Negeri Jakarta, Lab Micro Teaching PPL Universitas Negeri Jakarta dan Lab Komputer PT Jaring Jagat Siskominfo.
Dalam proses penelitian metode yang dipakai adalah metode penelitian eksperimen untuk pembuatan Media Pembelajaran. Pembuatan Media Pembelajaran dimaksud berupa materi-materi yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum Tingkat Satan pendidikan (KTSP) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media Pembelajaran Interaktif dapat dibuat dan berjalan sesuai tujuan semula yaitu, berupa pembuatan media pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan interaktif.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, menarik, dan interaktif khususnya bagi institusi pendidikan dan para pendidik pada umumnya. Dengan penggunaan Media Pembelajaran Interaktif variasi belajar akan tercipta, sehingga unsur-unsur yang terdapat di dalam belajar dapat tercapai.
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang Masalah
ALAT PENGHITUNG PEMAKAIAN LISTRIK DIGITAL
Meteran listrik atau KWH Meter sangat umum dijumpai pada setiap
rumah pelanggan listrik. Fungsi dari alat ini adalah menghitung seberapa besar
pemakaian energi listrik suatu bangunan entah itu di rumah, kantor maupun
pabrik. Nilai tersebut yang dihitung dalam satuan KWH ( Kilo Watt Hour )
setiap bulannya akan dikalikan dengan harga satuan tarif dasar listrik ( TDL )
dan ditambahkan dengan nilai abodemen plus pajak 10 persen akan
menghasilkan tagihan yang kita terima setiap bulannya.
Menyadari akan sulitnya melakukan perhitungan – perhitungan di atas
maka alat ini memberikan kemudahan kepada kita untuk melakukan kalkulasi
pembayaran listrik. Alat ini memberikan nilai setiap menitnya sehingga
dengan mudah kita dapat mengetahui seberapa besar biaya pemakaian listrik
kita setiap saat kita ingin melihatnya.
Alat ini sangat cocok untuk digunakan pada rumah kos dimana
biasanya pemilik kos menetapkan tarif flat untuk tambahan alat-alat listrik
seperti televisi, komputer, kulkas dan lainnya. Biaya tarif flat ini dapat dirubah
menjadi bayar sesuai pemakaian sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
Penyewa kamar dapat mengetahui besar biaya pemakaian listrik dalam setiap
menitnya.
Tampilan dari alat ini berupa 6 digit nilai rupiah plus 2 digit simbol
mata uang rupiah ( Rp ). Selain itu alat ini juga dilengkapi dengan indikator
gerakan piringan KWH. Setelah melakukan beberapa pengujian terhadap alat
ini, dapat disimpulkan bahwa alat ini sudah bekerja dengan baik.
BAB I
PENDAHULUAN
KWH meter merupakan suatu alat ukur yang banyak dipakai baik di
lingkungan perumahan, perkantoran maupun industri. Alat ukur ini sudah mengalami
perkembangan yang begitu luar biasa dalam beberapa tahun terakhir ini.
Pada awalnya, fungsi utama dari KWH meter ialah untuk menghitung
pemakaian energi listrik. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, maka
KWH meter berkembang menjadi suatu alat ukur otomatis yang bisa mengirimkan
hasil pengukurannya kepada perusahaan listrik yang bersangkutan.
KONTRIBUSI FAKTOR PSIKOLOGIS DAN FAKTOR SOSIAL
ABSTRACT
Yondrizal. 2007. The Contribution of Psychological and Social Factors in Choosing the Teaching Profession toward the Transferred Students’ Learning Achievement in Teaching Subjects at Faculty of Engineering – Padang State University. Minithesis. Undergraduate Program of Electrical Engineering, Electrical Engineering Department, Faculty of Engineering – Padang State University. Advisors: (I) DR. Elisna; (II) Drs. Jamin Sembiring, M.Pd.
The research was aimed at finding out the contribution of psychological and social factors in choosing the teaching profession toward the transferred students’ learning achievement in teaching subjects at Faculty of Engineering – Padang State University. The hypotheses proposed in this research were: (1) there was a significant contribution of psychological factor in choosing the teaching profession toward the transferred students’ learning achievement in the teaching subjects at Faculty of Engineering – Padang State University; (2) there was a significant contribution of social factor in choosing the teaching profession toward the transferred students’ learning achievement in the teaching subjects at Faculty of Engineering – Padang State University; and (3) there was a significant contribution of both psychological and social factors in choosing the teaching profession altogether toward the transferred students’ learning achievement in the teaching subjects at Faculty of Engineering – Padang State University.
This research involved 40 transferred students as the samples. They were the transferred students at Faculty of Engineering – Padang State University actively registered in 2006/2007 academic year (semester July – December 2006). The sampling technique used was Total Sampling. Data were collected by using questionnaires and document study. The result of the instrument reliability analysis were 0.921 (reliable) for X1 and 0.869 (reliable) for X2. The research data were then analyzed using correlation and regression formula, and followed by F test. All tests used the level of significance of 95% or α = 0.05.
The results of data analysis revealed that (1) there was a significant contribution (40.8%) of psychological factor in choosing the teaching profession toward the transferred students’ learning achievement in the teaching subjects; (2) there was a significant contribution (22.2%) of social factor in choosing the teaching profession toward the transferred students’ learning achievement in the teaching subjects; and (3) there was a significant contribution (44.5%) of both psychological and social factors in choosing the teaching profession altogether toward the transferred students’ learning achievement in the teaching subjects.
Based on these results, it can be concluded that the two independent variables may then be used as predictors in finding out the level of transferred students’ learning achievement.
ABSTRAK
Yondrizal. 2007. Kontribusi Faktor Psikologis dan Faktor Sosial dalam Pemilihan Profesi Guru terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Transfer FT UNP dalam Mata Kuliah Keguruan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, FT-UNP. Pembimbing: (I) DR. Elisna; (II) Drs. Jamin Sembiring.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kontribusi faktor psikologis dan faktor sosial dalam pemilihan profesi guru terhadap hasil belajar mata kuliah keguruan mahasiswa transfer FT UNP. Hipotesis yang diajukan di dalam penelitian ini adalah: (1) terdapat kontribusi signifikan faktor psikologis dalam pemilihan profesi guru terhadap hasil belajar mahasiswa transfer FT UNP dalam mata kuliah keguruan; (2) terdapat kontribusi signifikan faktor sosial dalam pemilihan profesi guru terhadap hasil belajar mahasiswa transfer FT UNP dalam mata kuliah keguruan; dan (3) terdapat kontribusi signifikan faktor psikologis dan faktor sosial secara bersama-sama dalam pemilihan profesi guru terhadap hasil belajar mahasiswa transfer FT UNP dalam mata kuliah keguruan.
Penelitian ini melibatkan 40 orang mahasiswa transfer sebagai sampel. Mereka adalah mahasiswa transfer FT UNP untuk tahun masuk 2004 dan 2005 yang terdaftar secara resmi pada tahun akademik 2006/2007 (semester Juli – Desember 2006). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Total Sampling. Data dikumpulkan melalui angket penelitian dan data dokumenter. Hasil analisis reliabilitas instrument adalah 0,921 (handal) untuk X1 dan 0,869 (handal) untuk X2. Data penelitian selanjutnya dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi dan regresi, dan diikuti dengan uji F. Semua uji menggunakan taraf signifikansi sebesar 95% atau α = 0,05.
Hasil analisis data mengungkapkan bahwa (1) terdapat kontribusi signifikan (40,8%) faktor psikologis dalam pemilihan profesi guru terhadap hasil belajar mahasiswa transfer dalam mata kuliah keguruan; (2) terdapat kontribusi signifikan (22,2%) faktor sosial dalam pemilihan profesi guru terhadap hasil belajar mahasiswa transfer dalam mata kuliah keguruan; dan (3) terdapat kontribusi signifikan (44,5%) faktor psikologis dan faktor sosial secara bersama-sama dalam pemilihan profesi guru terhadap hasil belajar mahasiswa transfer dalam mata kuliah keguruan.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa kedua variabel bebas dapat digunakan sebagai prediktor pencapaian hasil belajar mata kuliah keguruan mahasiswa transfer FT UNP.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan pembangunan nasional dalam pendidikan yang tertera di dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan.
SKRIPSI PENDIDIKAN MATEMATIKA
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PEMEC
ABSTRAK
Yuniati, Asri. 2008. Keefektifan Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) dan Creative Problem Solving (CPS) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 11 Semarang. Skripsi, Jurusan Matematika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Suhito. M.Pd. Pembimbing II: Dr. Iwan Junaedi, S.Si, M.Pd.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM POSING ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BERTANYA SISWA
Dalam menghadapi era globalisasi, yang diiringi dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat, maka seseorang dituntut untuk mampu memanfaatkan informasi dengan baik dan cepat. Untuk itu dibutuhkan Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang berkualitas dan bernalar tinggi serta memiliki kemampuan untuk memproses informasi sehinga bisa digunakan untuk mengembangkan IPTEK. Oleh karena itu UNESCO -APNIEVE SOURCE BOOK ( 1997 ) menetapkan empat pilar utama penndidikan untuk menghadapi abad ke 21, yaitu : (1) Learning to know, (2) Learning to do, (3) Learning to be, (4) learning to live together, yang kemudian dilengkapi menjadi learning to live to gether in peace and harmoni ( Gerardus polla, 2002 : 46 ).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU DOMINO PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI I PURWODADI 2007/2008
ABSTRAK
Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Kartu Domino Pada Siswa Kelas VII Di SMP Negeri I Purwodadi
Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan
Tahun Pelajaran 2007/2008
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya strategi belajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif belajar, dengan cara merubah metode pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher oriented) menjadi berpusat pada siswa (student oriented). Pembelajaran pecaha dengan menggunakan media pembelajaran kartu domino untuk meningkatkan minat belajar siswa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) Implementasi pembelajaran matematika dengan menggunakan media pembelajaran kartu domino. (2) Ketuntasan belajar siswa terhadap pembelajaran pecahan dengan menggunakan kartu domino. (3) Respon siswa terhadap pembelajaran pecahan dengan menggunakan media pembelajaran kartu domino. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Pasuruan dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi pada pelajaran matematika dengan materi pecahan. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data tentang keterlaksanaan pembelajaran pecahan dengan menggunakan media pembelajaran kartu domino, data tentang hasil belajar siswa yang diberikan setelah pembelajaran pecahan dengan menggunakan media pembelajaran kartu domino dan data tentang respon siswa terhadap pembelajaran pecahan dengan menggunakan media pembelajaran kartu domino. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode tes, metode angket dan metode dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian selama enam kali pertemuan diperoleh bahwa keterlaksanaan pembelajaran pecahan dengan menggunakan media pembelajaran kartu domino dikategorikan sangat baik (A). Keaktifan siswa yang dilihat dari aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dapat dikategorikan sangat baik (A). Persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 81,81% yang dinyatakan tuntas belajar secara klasikal, terdapat 27 siswa yang tuntas belajar dan 7 siswa tidak tuntas belajar. Respon siswa terhadap pembelajaran pecahan dengan menggunakan media pembelajaran kartu domino dinilai positif.
Kata Kunci : Kartu Domino, Matematika dan Pembelajaran.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan terus berkembangnya Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK), pendidikan saat ini hendaknya didasarkan pada tingkat kualitas dan kemampuan para guru dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran yang ada untuk menghadapi permasalahan yang yang dihadapi oleh siswa. Guru sebagai pendidik juga harus mempersiapkan pembelajaran yang dapat menumbuhkan cara berfikir siswa agar menjadi lebih kritis dan kreatif.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENSKORAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
Pengembangan Instrumen Penskoran Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), Hosnan, 030210101308, 2007, 47 hlm.
Pemberian skor pada lembar jawaban tes bentuk uraian, khususnya pemecahan masalah, selalu dipengaruhi subyektifitas penilai. Misal, dari sebutir tes yang mempunyai skor maksimal 10, siswa A mendapatkan skor 9, sedangkan siswa B mandapat 7, dengan langkah penyelesaian yang sama. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh yang muncul pada diri penilai, mungkin siswa A tulisannya jelek, tulisannya sulit dimengerti, atau yang lainnya. Untuk itu, dalam pemberian skor diperlukan adanya suatu instrumen penskoran pemecahan masalah matematika guna meminimalkan atau meniadakan pengaruh subyektifitas penilai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengembangan instrumen penskoran dan menghasilkan instrumen penskoran pemecahan masalah matematika yang akan dijadikan pedoman atau pegangan guru dalam pemberian skor terhadap langkah-langkah pemecahan masalah matematika.
Pelaksanaan uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 17 April 2007 di SMPN 3 Jember. Subyek coba dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 3 Jember kelas VIIIA beserta guru matematika. Siswa diberi tes uraian berkategori pemecahan masalah pada materi lingkaran sebanyak tiga butir, sedangkan guru matematika diberi instrumen penskoran pemecahan masalah matematika yang digunakan untuk memberi skor pada lembar jawaban yang telah dikumpulkan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, wawancara dan angket. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah instrumen penskoran pemecahan masalah matematika siswa SMP, dengan kategori kesahihan sangat tinggi yaitu 0,8268, kepraktisan 100%, dan keefektifan 75% (untuk tes nomor 1), 71,2% (untuk tes nomor 2), dan 74,8% (untuk tes nomor 3). Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah tercapainya atau terpenuhinya kriteria kesahihan, kriteria kepraktisan, dan kriteria keefektifan instrumen penskoran pemecahan masalah matematika, sehingga instrumen penskoran ini dapat digunakan guru matematika SMP/sederajat untuk dijadikan pedoman atau pegangan dalam memberi skor terhadap langkah-langkah pemecahan masalah matematika yang dilakukan siswa.
Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BERMAIN KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MATEMATIKA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak TK Pertiwi Dewi Purworejo)
BERMAIN KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN
KETRAMPILAN MATEMATIKA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak TK Pertiwi Dewi Purworejo)
Tahun 2006
ABSTRAKSI
Peningkatan ketrampilan berhitung dengan bermain kartu bilangan pada anak usia prasekolah sangat penting, mengingat masih banyak ditemui anak didik yang masih rendah ketrampilannya dalam berhitung/matematika. Hal ini disebabkan antara lain masih kurangnya kemampuan/pengertian dari orang tua dan peran guru dalam peningkatan ketrampilan anak dalam berhitung/ membilang.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif studi operasional/tindakan kelas dan dikenakan pada 28 anak didik Taman Kanak-kanak Dewi Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo Tahun 2006. Tindakan kelas yang dilaksanakan adalah model siklus. Tindakan dilakukan secara bertahap, terdiri dari 4 komponen yaitu rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana tindakan memuat berbagai cara yang dilakukan oleh guru. Tindakan kelas dilaksanakan guna meningkatkan ketrampilan matematika para peserta didik. Observasi merupakan upaya untuk merekam kegiatan yang terpadu selama kegiatan berlangsung. Refleksi merupakan kegiatan dampak dari hasil bermain kartu bilangan.
Hasil tindakan kelas menunjukkan bahwa hasil kerja pada Siklus I terdapat 5 (18%) anak yang hasilnya sudah dapat dikatakan tuntas, sedangkan yang 23 (82%) anak masih keliru dan tidak bersemangat mengikuti kegiatan. Pada Siklus II terdapat 20 (71%) anak yang hasilnya sudah dapat dikatakan tuntas, sedangkan yang 8 (29%)anak masih keliru dan tidak bersemangat mengikuti kegiatan. pada Siklus III terdapat 26 (93%) anak yang hasilnya sudah dapat dikatakan tuntas, sedangkan yang 2 (7%) anak masih keliru dan tidak bersemangat mengikuti kegiatan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan prasekolah berkembang tidak hanya di negara maju, tetapi juga di negara-negara berkembang. Saat ini banyak ditemukan pelayanan pendidikan prasekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Berbagai alternatif program pendidikan untuk anak prasekolah, baik yang diselenggarakan di sekolah maupun di luar sekolah, banyak ditawarkan, antara lain Taman Kanak-kanak, Tempat Penitipan Anak, dan Program Bina Keluarga dan Balita.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN KEBIASAAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMAT
ABSTRAK
Mulyani. Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan, Motivasi berprestasi, dan
Kebiasaan Belajar Matematika Siswa dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa
Semester 1 Kelas XI IPA A SMA Negeri 6 Kota Bengkulu. Skripsi S1, Program studi
Matematika-PMIPA-FKIP-UNIB. Pembimbing (I) Drs. Rusdi, M.Pd., Pembimbing (II)
Dra. Sri Saparahayuningsih, M.Pd.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui hubungan antara tingkat
kecerdasan dengan prestasi belajar matematika (2) Untuk mengetahui hubungan antara
motivasi berprestasi dengan prestasi belajar matematika (3) Untuk mengetahui
hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar matematika (4) Untuk
mengetahui hubungan antara tingkat kecerdasan, motivasi berprestasi, dan kebiasaan
belajar matematika dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1
kelas XI IPA A SMA Negeri 6 kota Bengkulu. Jumlah sampel dalam penelitian ni
sebanyak 40 orang siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif sehingga data
dianalisa untuk mendeskripsikan hubungan antara tingkat kecerdasan, motivasi
berprestasi, dan kebiasaan belajar matematika dengan prestasi belajar matematika
siswa. Instrumen pengambilan data menggunakan dokumentasi dan angket, dan
dianalisa menggunakan regresi dan korelasi linier sederhana, serta regresi dan korelasi
linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara : (1) tingkat kecerdasan dengan prestasi belajar matematika siswa,
(2) motivasi berprestasi dengan prestasi belajar matematika siswa, (3) kebiasaan belajar
dengan prestasi belajar matematika siswa (4) tingkat kecerdasan, motivasi berprestasi
dan kebiasaan belajar matematika dengan prestasi belajar matematika siswa.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (Anonim, 2003: 3).
Penyempurnaan kurikulum harus mengacu pada undang-undang tersebut.
Hubungan Tingkat Kecerdasan, Motivasi Berprestasi & Kebiasaan Belajar Matematika Siswa dg Prestasi Belajar Matematika Siswa SMA
Mulyani. Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan, Motivasi berprestasi, dan
Kebiasaan Belajar Matematika Siswa dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa
Semester 1 Kelas XI IPA A SMA Negeri 6 Kota Bengkulu. Skripsi S1, Program studi
Matematika-PMIPA-FKIP-UNIB. Pembimbing (I) Drs. Rusdi, M.Pd., Pembimbing (II)
Dra. Sri Saparahayuningsih, M.Pd.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui hubungan antara tingkat
kecerdasan dengan prestasi belajar matematika (2) Untuk mengetahui hubungan antara
motivasi berprestasi dengan prestasi belajar matematika (3) Untuk mengetahui
hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar matematika (4) Untuk
mengetahui hubungan antara tingkat kecerdasan, motivasi berprestasi, dan kebiasaan
belajar matematika dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1
kelas XI IPA A SMA Negeri 6 kota Bengkulu. Jumlah sampel dalam penelitian ni
sebanyak 40 orang siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif sehingga data
dianalisa untuk mendeskripsikan hubungan antara tingkat kecerdasan, motivasi
berprestasi, dan kebiasaan belajar matematika dengan prestasi belajar matematika
siswa. Instrumen pengambilan data menggunakan dokumentasi dan angket, dan
dianalisa menggunakan regresi dan korelasi linier sederhana, serta regresi dan korelasi
linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara : (1) tingkat kecerdasan dengan prestasi belajar matematika siswa,
(2) motivasi berprestasi dengan prestasi belajar matematika siswa, (3) kebiasaan belajar
dengan prestasi belajar matematika siswa (4) tingkat kecerdasan, motivasi berprestasi
dan kebiasaan belajar matematika dengan prestasi belajar matematika siswa.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (Anonim, 2003: 3).
Penyempurnaan kurikulum harus mengacu pada undang-undang tersebut.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA YANG MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KONKRIT DAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA POKOK BAHASAN BA
ABSTRAK
USDEKAWATI : Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Konkrit Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang di SMP N 205 Jakarta. Skripsi, Jakarta : Jurusan Matematika, Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kusuma Negara Jakarta, Juni 2007.
Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan tepatnya dimulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2007, dilaksanakan pada siswa IX SMP N 205 Jakarta tahun pelajaran 2006 – 2007.
Dari data hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penggunaan alat peraga konkrit terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas IX di SMPN 205 Jakarta, hal tersebut yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi r = 0,85.
Data penelitian diperoleh dengan mengadakan tes kepada sampel penelitian yang terdiri dari 40 orang siswa yang terdiri dari 40 butir soal berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban, dan pemberian angket atau kuesioner sebanyak 30 butir pernyataan.
Selanjutnya diperoleh informasi bahwa rata-rata penggunaan alat peraga konkrit adalah 65,1 dengan median 67,77 modus 67,34 dan didukung oleh simpangan baku 9,4244. Rata-rata hasil belajar siswa adalah 6,655 dengan median 6,375 dan modus 6,35 serta simpangan baku 1,05
Pengaruh yang ditimbulkan oleh penggunaan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar memiliki koefisien korelasi r = 0,85, ini memiliki kriteria sangat berarti selanjutnya diperoleh nilai dari thitung = 9,9466 dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai ttabel = 1,70.
Pengaruh tersebut juga dinyatakan oleh persamaan regresi Y = 0,4592 + 0,0962 X, nilai tersebut menginformasikan bahwa setiap peningkatan kualitas alat peraga yang digunakan sebesar satu satuan maka peningkatan tersebut akan diikuti oleh peningkatan hasil belajar siswa sebesar 0,0962 dengan konstanta 0,4592.
Pada bagian lain juga diperoleh kesimpulan bahwa koefisien determinasi (KP) sebesar 72,25 %, hal ini menginformasikan bahwa 72,25 % peningkatan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga konkrit sebagai alat bantu belajar, dan 27,75 % lainnya dipengaruhi oleh faktor lainnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perubahan paradigma pendidikan yang sedang berlangsung saat ini berlangsung secara sinergi yang dimulai dari pihak pemerintah pemegang otoritas kebijakan, yang diteruskan pada sekolah sebagai pengelola dan guru sebagai ujung tombak operasional pendidikan.
Untuk dapat mensukseskan perubahan dan pencapaian tujuan maka seluruh kebijakan yang ada sebaiknya disesuaikan dengan arah perubahan, selanjutnya perlu didukung oleh kepedulian dari setiap unsur yang terkait delam pelaksanaan pendidikan.
PEMBELAJARAN TEMATIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SD NEGERI 034 SAMARINDA ULU
DWI YULI SUSANTI, Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD Negeri 034 Samarinda Ulu melalui pembelajaran Tematik pada pokok bahasan operasi hitung bilangan dan pengukuran.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 034 Samarinda Ulu tahun pembelajaran 2006/2007 dengan subjek penelitian adalah siswa kelas 3 berjumlah 34 siswa dan objek penelitian adalah pembelajaran Tematik.
Instrumen pengumpulan data berupa tugas, tes hasil belajar dan observasi. Tugas berupa tugas kelompok dan tugas individu. Tugas kelompok adalah lembar kegiatan siswa yang dikerjakan di sekolah dan tugas individu adalah tugas yang dikerjakan di rumah. Tes hasil belajar dilaksanakan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada setiap siklus. Observasi dilaksanakan pada setiap pertemuan dan selama pembelajaran berlangsung. Siklus I, II, III, dan IV masing-masing dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dengan dua kali pembelajaran dan satu kali tes hasil belajar. Soal tes hasil belajar pada setiap siklus berbentuk uraian. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif berupa rata-rata, persentase, dan grafik. Yang bertindak sebagai pelaksana pembelajaran adalah peneliti, sedangkan sebagai observator adalah guru matematika kelas 3 SD Negeri 034 Samarinda Ulu.
Hasil analisis data menunjukkan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada setiap siklus. Nilai hasil belajar diperoleh dengan menganalisis data berupa nilai tugas kelompok, nilai tugas individu dan nilai tes akhir siklus. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar dijadikan sebagai nilai dasar bagi siklus II, yaitu 55,23 menjadi 60,27 dengan rata-rata poin peningkatan 17,06 (cukup). Dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan dari 60,27 menjadi 65,91 dengan poin peningkatan 19,41 (cukup). Demikian juga dari siklus III ke siklus IV mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai hasil belajar 65,91 menjadi 75,09 dengan rata-rata poin peningkatan 21,76 (baik). Aktivitas guru pada siklus I dinilai cukup, siklus II, III dan IV dinilai baik. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I dinilai kurang, siklus II dinilai cukup, siklus III dan siklus IV dinilai baik.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran Tematik hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD Negeri 034 Samarinda Ulu mengalami peningkatan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah besar, yaitu mutu pendidikan yang rendah dan sistem pembelajaran di sekolah yang kurang memadai. Dua hal tersebut sangat bertentangan dengan tuntutan era globalisasi yang ditandai dengan AFTA 2003 yang menuntut pendidikan agar memiliki pendidikan yang tanggap terhadap situasi persaingan global dan memiliki pendidikan untuk dapat membentuk pribadi yang mampu belajar seumur hidup.
Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Matematika
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kecerdasan Emosional belajar matematika siswa kelas VII SMP Advent VII Jakarta.
Hipotesis yang akan diuji adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara cara belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa pada kels VII di sekolah SMP Advent VII Jakarta.
Penelitian ini dilakukan di SMP Advent pada taun ajaran 2007 – 2008. Sampel diambil dengan teknik random sampling sebanyak 30 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat es post the facto, karena penelitian tidak langsung mengendalikan variabel bebas. Sebagai variabel bebas adalah kecerdasan emosional variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika siswa. Untuk instrument variabel bebas (x) menggunakan penyebaran angket dengan skala likert dengan 5 kemungkinan jawaban yaitu, selalu, kadang-kadang, hampir tidak pernah, tidak pernah, sering. Instrument variabel terikat (y) menggunakan butir soal sebanyak 30 soal.
Sebelum dipergunakan untuk mengambil data responden dilakukan terlebih dahulu uji coba validitas dan reliablitas berguna untuk mengetahui kesasihan instrument validitas.
Uji persyaratan analisis dilakukan dengan uji normalitas. Uji normalitas dengan menggunakan uji lelifors. Dari hasil perhtiungan bahwa data berdistribusi normal hal ini dapat dilihat dari Lo (0,0986 & 0,1078) < Ltabel (0,1610). Dilanjutkan kedalam uji hipotesis dengan menggunakan uji-r.
Uji Homogenitas hasil belajar menggunakan uji banding, diperoleh besar nilai atau fhitung = 1,772 dan ftabel = 1,858 pada taraf signifikan α = 0,05 karena fhitung < ftabel maka varian kedua dalah Homogen.
Dari hasil hipotesis didapat r hitung = 0,9388 dan hasil tersebut lebih besar dari r tabel = 0,361 dengan taraf signifikan α = 0,05. Jadi simpulkan bahwa dalam penelitian ini terdapat pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika siswa SMP Advent VII Jakarta.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, merupakan salah satu dari permasalahan pendidikan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia sekarang ini. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, baik dengan pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, sarana pendidikan serta perbaikan manajemen sekolah. Dengan berbagai usaha ini ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.
TINGKAT PENGUASAAN OPERASI HITUNG PADA BILANGAN PECAHAN MURID KELAS VI SDN 227 LAROMPONG
ABSTRAK
MA’RUF, 2003, Tingkat Penguasaan Operasi Hitung Pada Bilangan Pecahan Murid Kelas VI SDN 227 Larompong. Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang tingkat penguasaan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian pada bilangan pecahan murid Kelas VI SDN 227 Larompong Tahun Pelajaran 2002/2003.
Subjek penelitian ini adalah semua murid Kelas VI SDN 227 Larompong Tahun Pelajaran 2002/2003 yang berjumlah 36 orang.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMU
Kata kunci: Pembelajaran berdasarkan masalah, pembelajaran konvensional, masalah autentik, perangkat pembelajaran, keefektifan pembelajaran.
Abstrak: Model pembelajaran berdasarkan masalah (problem-based instruction) adalah pendekatan pembelajaran peserta didik pada masalah autentik.