SKRIPSI KESEHATAN MASYARAKAT
Parasitologi kesehatan
Parasitologi mengenai helmintologi (berupa cacing) yang dispesifikasikan pada Toxocara canis dan Toxocara cati merupakan bahasan yang akan kami uraikan selanjutnya. Kegiatan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Parasitologi, yang menjadi pembelajaran bagi kami agar bertambahnya wawasan kami mengenai kesehatan, terutama pada kesehatan manusia.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan apa yang kami harapkan.
Makalah Parasitologi mengenai helmintologi (berupa cacing) yang dispesifikasikan pada Toxocara canis dan Toxocara cati merupakan bahasan yang akan kami uraikan selanjutnya. Kegiatan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Parasitologi, yang menjadi pembelajaran bagi kami agar bertambahnya wawasan kami mengenai kesehatan, terutama pada kesehatan manusia.
PEMERIKSAAN ZAT WARNA PADA AGAR-AGAR JELLY DENGAN METODE KROMATOGRAFI
ABSTRAK
Telah dilakukan pemeriksaan bahan pewarna dari beberapa merek Agar-agar Jelly yang beredar di Kota Medan secara kualitatif dengan menggunakan metode kromatografi kertas.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sampel berwarna merah menggunakan pewarna dengan harga Rf = 0,3571 dan Red Amaran dengan harga Rf = 0,4714. Sampel berwarna hijau menggunakan pewarna Grape LH dengan harga Rf = 0,2857, Edicol Green dengan harga Rf = 0,3357, Deed Apple Green dengan harga Rf = 0,3928, dan FD & C Green dengan harga Rf = 0,3857. Sampel yang berwarna kuning menggunakan pewarna Sunset Yellow dengan harga Rf = 0,45, Tartrazine dengan harga Rf = 0,4642, Edicol Yellow dengan harga Rf = 0,4071, Egg Yellow dengan harga Rf = 0,4571.
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 722/Menkes/Per/IX/88. Semua pewarna yang digunakan pada Jelly yang diperiksa masih dalam kelompok pewarna yang aman dan diizinkan untuk makanan dan minuman.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keamanan pangan menjadi suatu hal yang sangat penting diperhatikan karena makanan yang aman akan menjadi salah satu input yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, salah satu pesan dasar gizi seimbang yang terkait dengan masalah keamanan pangan adalah “makanlah makanan yang aman bagi kesehatan”, makanan yang aman dalam hal ini adalah makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme dan bahan kimia berbahaya (resourceswebmaster@deptan.go.id).
HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PENGEMUDI TAKSI BLUE BRID WARUNG BUNCIT JAKARTA SELATAN
ABSTRAK
Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fisioterapi
Jurusan Kesehatan Masyarakat
Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Universitas Indonusa Esa Unggul
“Hubungan Perilaku dengan Kecelakaan Kerja
Pada Pengemudi Taksi Blue Bird Group Pool Warung Buncit
Jakarta Selatan Tahun 2005”
6 Bab, 90 halaman, 33 tabel, 4 lampiran.
Dalam peringatan hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Indonesia Tahun 2005 ILO atau Humas Organisasi Buruh Dunia menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja terburuk jika bandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara, Begitu pula dengan status keselamatan dan kesehatan kerja transportasi di Indonesia, tercatat dalam data Kepolisian RI pada tahun 2003 jumlah kecelakaan di jalan mencapai 13.399 kejadian dengan jumlah kematian mencapai 9.865 orang, 6.142 orang mengalami luka berat dan 8.694 luka ringan, dengan data itu rata-rata setiap hari terjadi 40 kejadian kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 30 orang meninggal dunia. Data Departemen Perhubungan menyebutkan mayoritas penyebab utama kecelakaan lalu lintas adalah karna faktor perilaku manusia yaitu pengemudi kendaraan itu sendiri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku (variabel independen) dengan kecelakaan kerja (variabel dependen) pada pengemudi taksi Blue Bird Group Warung Buncit Jakarta Selatan, dengan menggunakan data sekunder yang didapat berdasarkan laporan kejadian kecelakaan kerja di Blue Bird Group Warung Buncit Jakarta Selatan dan data primer didapat melalui tehnik kuesioner dengan menggunakan uji korelasi regresi dimana pvalue 0,000 < 0,005 mengartikan adanya hubungan antara 2 variabel tersebut, pengetahuan dan keterampilan, stabilitas emosi, alat operasional, serta kebijakan perusahaan adalah 4 faktor yang diduga dapat menggambarkan perilaku pengemudi.
Dari hasil perhitungan didapatkan adanya hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara perilaku dengan kecelakaan kerja, ada hubungan antara pengetahuan dan keterampilan dengan kecelakaan kerja, ada hubungan yang kuat antara stabilitas emosi dengan kecelakaan kerja ,adanya hubungan yang sedang antara alat operasional dengan kecelakaan kerja dan signifikan dan berbanding terbalik tapi sangat erat kaitanya, ada hubungan antara kebijakaan perusahaan dengan kecelakaan kerja, signifikan dan berbanding terbalik tapi sangat erat hubungannya.
A. Latar Belakang
studi tentang intensitas pencahayaan alam pada rumah sehat sederhana dan non rumah sehat sederhana
rumah sehat sederhana
pencahayaan alam pada rumah sehat sederhana dan non rumah sehat sederhana
Model Tarif Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Puskesmas Di Kabupaten Muna
Tariff Model Of Outpatients Health Services At The Public Health Center In Muna Regency
La Ode Mahajaya Tariff Model of Outpatients Health Services at the Public Health Center in Muna Regency (Supervised by Indrianty Sudirman and Alimin Maidin)
The aim of the study was to discover the cost that must be provided by the regional government in Muna regency in the from of subsidy to several tariff models to be made effective. The study was descriptive using a cross sectional approach. The number of samples was 375 patients selected by using cluster sampling. The analysis used in the study was unit cost analysis to improve the cost recovery according to ability to pay (ATP) / willingness to pay (WTP) of the community. The results of the study indicate that the unit cost in each public health center is between Rp. 4.257 and Rp. 33.562 which is affected by fixed cost, semi variable cost, variable cost, and quantity. The amount of the ability to pay and willingness to pay is ATP1 Rp. 6.553, ATP2 Rp. 6.934, actual WTP Rp. 6.973, and normative WTP Rp. 6.544. The subsidy that must be provided by the regional government depends on the fixed tariff model. The tariff model of perda No.09/1999 (tariff 1), the subsidy is as much as Rp. 135.819.581 up to Rp. 827.531.720, the optimum tariff model by ATP/WTP approach (tariff 2A), the subsidy is as much as Rp.46.491.965 up to Rp. 602.411.720, the tariff model by unit cost minimal approach (tariff 2B), the subsidy is as much as Rp.747.581 up to Rp.692.459.720, and the free tariff model approach (tariff 3), the subsidy is as much as Rp.203.355.581 up to Rp.895.067.720 at the seven public health centers in Muna regency.