Browsing articles tagged with "Blog Archives - segalamacam.com"

skripsi matematika

Jul 19, 2024   //   by joseph   //   Blog  //  4 Comments

MASALAH PENJADWALAN JOB-SHOP MULTITUJUAN FUZZY DENGAN ALGORITMA GENETIKA

abstraks:

ob-shop scheduling problems (JSP) merupakan satu dari masalah penjadwalan mesin yang menentukan urutan proses operasi pada tiap mesin dengan tujuan meminimumkan waktu penyelesaian maksimum. Masalah penjadwalan job-shop melibatkan perubahan beberapa parameter yang tidak pasti sehingga lebih efektif jika mengenalkan logika fuzzy dan merumuskan masalah menjadi optimisasi fuzzy.
Untuk mendapatkan hasil penjadwalan yang optimal ( makespan minimum ) dengan banyaknya kemungkinan dan kombinasi solusi yang berkembang secara eksponensial seiring meningkatnya jumlah pekerjaan dan sumberdaya/mesin, maka lebih efektif digunakan algoritma genetika. Algoritma genetika merupakan proses yang menyerupai cara-cara terjadinya evolusi biologis. Algoritma genetika berusaha mendapatkan individu (solusi) terbaik dengan melakukan kombinasi diantara individu yang baik. Hasil operasi genetika akan diubah kembali menjadi sebuah jadwal yang mudah difahami oleh pengguna.

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah
Pada sebuah sistem produksi yang kompleks dapat terjadi penumpukan barang atau pekerjaan yang membentuk antrian panjang yang belum tentu dapat diselesaikan secara optimal. Sistem produksi yang melibatkan banyak mesin dan banyak proses dengan waktu yang bervariasi akan menemui banyak hambatan bila tidak ada metode penjadwalan yang tepat. Sistem yang tidak dapat bekerja secara efektif dan efisien, pada akhirnya dapat mempengaruhi proses produksi secara keseluruhan.

ANALISA PEMBAGIAN LAHAN REAL ESTAT DENGAN MEMANFAATKAN GOAL PROGRAMMING

abstraks:

Salah satu masalah yang dihadapi pengembang real estate adalah menentukan pembagian jumlah rumah yang dibangun sesuai tipe-tipenya di real estate. Inilah yang mendorong perusahaan real estate untuk mencari teknik pengambilan keputusan yang tepat.
PT. Panca Teja Sentana, selaku pengembang juga mengalami hal yang sama. Pembagian lahan dilakukan dengan cara mengira-ngira jumlah rumah yang akan dibangun sesuai tipenya. Memang apa yang dibangun pada tahun 2004, yaitu Taman Pondok Jati, telah mendatangkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh belum maksimal, sementara muncul masalah dengan banyak target. Perusahaan mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan.
Pada tugas akhir ini, penulis memanfaatkan goal programming untuk mengolah data pada real estate yang menghasilkan pembagian lahan yang sesuai dengan pembagian jumlah tipe-tipe rumah. Metode ini merupakan pemrograman tujuan ganda dan merupakan solusi yang dapat mencapai semuanya secara optimal pada waktu bersamaan berdasarkan kendala-kendala yang dimilikinya.
Keuntungan aktual yang didapat oleh PT. Panca Teja Sentana sebesar Rp. 2.252.000.000. Kemudian dari solusi optimal yang diperoleh, keuntungan tersebut mengalami kenaikan 1,5 % menjadi Rp. 2.285.000.000. Solusi optimal yang diperoleh tersebut yaitu jumlah rumah tipe 36 sebanyak 15 unit, tipe 45 sebanyak 28 unit, tipe 54 sebanyak 22 unit dan tipe 70 sebanyak 27 unit.

Kata kunci: goal programming, prioritas, target/goal.

1.1. LATAR BELAKANG

Pengambilan keputusan merupakan fungsi utama dari seorang manajer atau seorang pengusaha dalam suatu organisasi atau perusahaan. Seorang pengusaha atau manajer perusahaan kerap kali mengalami kebingungan dalam mengambil keputusan dari beberapa permasalahan. Akibatnya, lambat laun ia jatuh dalam keadaan tidak dapat mengambil keputusan untuk menentukan tujuan utama dari perusahaannya.

PENGENALAN POLA SIDIK JARI MANUSIA DENGAN METODE PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN)

Abstrak
Pengenalan sidik jari merupakan salah satu perkembangan teknologi biometrika yang digunakan untuk mengenali sidik jari manusia. Sidik jari telah terbukti cukup akurat, aman, mudah, dan nyaman bila dibandingkan dengan sistem biometrik yang lainnya seperti bentuk wajah, warna suara dan retina mata. Dalam penelitian ini metode yang digunakan sebagai proses pengenalan sidik jari adalah Probabilistic Neural Network (PNN). PNN dilihat dari cara pendekatannya merupakan metode pengklasifikasian pola yang menggunakan penggabungan secara statistik dan jaringan syaraf. tiruan. PNN memiliki 4 lapisan terdiri dari lapisan input, lapisan pola, lapisan penjumlahan dan lapisan keluaran.
Seperti dalam sistem jaringan syaraf tiruan lainnya, PNN memerlukan proses pelatihan (training) untuk sidik jari yang akan dikenali. Pola–pola sidik jari yang digunakan untuk proses PNN merupakan hasil dari FFT yamg berupa nilai spektrum. Keputusan diambil menggunakan keputusan Bayes berdasarkan nilai pada lapisan penjumlahan yang tertinggi.
Uji coba sistem dilakukan terhadap 9 orang dimana 4 pria dan 5 wanita. Setiap orang memiliki masing–masing 40 sampel yaitu 20 ibu jari tangan kanan dan 20 ibu jari tangan kiri. Dari data-data ini, 10 data sebagai digunakan untuk data training dan 10 data sebagai untuk data testing. Dilihat dari hasil uji coba yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa PNN sesuai dalam mengenali sidik jari. Hasil pengenalan sidik jari rata-rata bisa mencapai 81,67% dengan ukuran gambar diperkecil hingga 25% dari ukuran gambar asli, 91,39% dengan ukuran gambar diperkecil hingga 50% dari ukuran gambar asli, 92,5% dengan ukuran gambar diperkecil hingga 75% dari ukuran gambar asli dan 93,06% dengan ukuran gambar asli.

Kata Kunci : Biometrika, Probabilistic Neural Network (PNN), Fast Fourier Transform (FFT), spektrum, sidik jari.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Kebutuhan akan teknologi pengenalan karakteristik alami manusia semakin meningkat sangat cepat dalam beberapa dekade ini, seiring dengan bertambahnya kompleksitas dalam bidang keamanan dan kriminalitas. Untuk mengindentifikasi seseorang dapat dilihat dari ciri–ciri fisik karena setiap orang memiliki ciri–ciri yang unik dan tidak ada yang sama.

SELEKSI KARYAWAN PADA JABATAN TERTENTU MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) (STUDI KASUS PT. PLN )

Abstrak

Berkembangnya penemuan-penemuan baru dari pengembangan metode Soft Computing semakin mempermudah manusia dalam menyelesaikan permasalahan di berbagai bidang. Salah satu metode Soft Computing yang sering digunakan adalah ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy Inference System). ANFIS merupakan metode yang menggunakan jaringan syaraf tiruan untuk mengimplementasikan sistem inferensi fuzzy.
Keunggulan sistem fuzzy adalah dapat menerjemahkan pengetahuan dari pakar dalam bentuk aturan-aturan, namun biasanya dibutuhkan waktu yang lama untuk menetapkan fungsi keanggotaannya. Oleh sebab itu dibutuhkan teknik pembelajaran dari jaringan syaraf tiruan untuk mengotomatisasi proses tersebut sehingga dapat mengurangi waktu pencarian Hal tersebut menyebabkan metode ANFIS sangat baik diterapkan pada berbagai bidang [8].
Telah dibuktikan pada penelitian sebelumnya bahwa ANFIS dapat digunakan untuk prediksi curah hujan [5], pengenalan suara [9] dan lain-lain.. Dalam tugas akhir ini penulis ingin mengaplikasikan ANFIS dalam bidang sumber daya manusia. Tes masuk sebagai salah satu dari serangkaian tes untuk menyeleksi tenaga kerja sangat dibutuhkan bagi pihak manajemen sumber daya manusia (SDM). ANFIS akan dilatih dengan menggunakan algoritma Least Square Estimator pada arah maju dan Gradient Descent pada arah mundur untuk menentukan nilai akhir dan rangking dari tiap calon karyawan untuk memudahkan pemilihan calon karyawan.

Kata Kunci: ANFIS, Seleksi Karyawan, Least Square Estimator, Gradient Descent

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Sejak ditemukannya metode soft computing oleh Lotfi A Zadeh pada tahun 1992, perkembangan penelitian sebagai langkah lanjut terhadap teori tersebut telah menghasilkan penemuan – penemuan baru. . Soft computing merupakan koleksi dari beberapa metodologi dan merupakan pendekatan untuk melakukan komputasi dengan meniru akal manusia dan memiliki kemampuan untuk menalar dan belajar pada lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian dan ketidaktepatan [6].

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI KARYAWAN PADA JABATAN TERTENTU MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM

Abstrak

Berkembangnya penemuan-penemuan baru dari pengembangan metode Soft Computing semakin mempermudah manusia dalam menyelesaikan permasalahan di berbagai bidang. Salah satu metode Soft Computing yang sering digunakan adalah ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy Inference System). ANFIS merupakan metode yang menggunakan jaringan syaraf tiruan untuk mengimplementasikan sistem inferensi fuzzy.
Keunggulan sistem fuzzy adalah dapat menerjemahkan pengetahuan dari pakar dalam bentuk aturan-aturan, namun biasanya dibutuhkan waktu yang lama untuk menetapkan fungsi keanggotaannya. Oleh sebab itu dibutuhkan teknik pembelajaran dari jaringan syaraf tiruan untuk mengotomatisasi proses tersebut sehingga dapat mengurangi waktu pencarian Hal tersebut menyebabkan metode ANFIS sangat baik diterapkan pada berbagai bidang [8].
Telah dibuktikan pada penelitian sebelumnya bahwa ANFIS dapat digunakan untuk prediksi curah hujan [5], pengenalan suara [9] dan lain-lain.. Dalam tugas akhir ini penulis ingin mengaplikasikan ANFIS dalam bidang sumber daya manusia. Tes masuk sebagai salah satu dari serangkaian tes untuk menyeleksi tenaga kerja sangat dibutuhkan bagi pihak manajemen sumber daya manusia (SDM). ANFIS akan dilatih dengan menggunakan algoritma Least Square Estimator pada arah maju dan Gradient Descent pada arah mundur untuk menentukan nilai akhir dan rangking dari tiap calon karyawan untuk memudahkan pemilihan calon karyawan.

Kata Kunci: ANFIS, Seleksi Karyawan, Least Square Estimator, Gradient Descent

Aplikasi Analisis Komponen Utama Untuk Menentukan Variabel yang Berpengaruh Terhadap Citra Malang Town Square (MATOS)

abstraks:

Kata Kunci : Analisis Komponen Utama, Matriks Korelasi, Citra.

Analisis komponen utama sebagai salah satu bagian dari statistik yang dapat digunakan untuk memudahkan perusahaan mengambil keputusan dalam meningkatkan pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen, karena analisis komponen utama dapat digunakan perusahaan untuk terfokus pada beberapa komponen utama saja dari banyak variabel yang mempengaruhi tingkat citra konsumen sehingga terbentuk citra yang bagus dalam benak para konsumen.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan di pusat perbelanjaan Malang Town Square (MATOS), dengan sumber data menggunakan data primer yang dilakukan dengan membagikan angket kepada pengunjung Malang Town Square yang berisi 6 pertanyaan mewakili 6 variabel khusus.

Dengan metode analisis Komponen utama terbentuk dua komponen utama yaitu komponen utama pertama, besar koefisien variabel X1 (Tempat nyaman, bersih dan interior menarik), X2 (Kemudahan mencapai lokasi), X3 (Pelayanan personal baik), X4 (Kualitas produk baik) secara berurut adalah sebesar 0.499, 0.456, 0.360 dan 0.473 dengan skor/nilai variabel X1, X2, X3, X4 adalah 0.702, 0.641, 0.506 dan 0.665, keempat variabel ini masuk dalam komponen internal pembentuk citra MATOS. Komponen utama kedua, besar koefisien variabel X5 (Pilihan produk lengkap) dan X6 (Harga relatif mahal) secara berurut adalah sebesar -0.489 dan 0.659 dan skor/nilai sebesar -0.571 dan 0.768, dua variabel ini masuk dalam komponen eksternal pembentuk citra MATOS.
Keragaman total pembentuk citra MATOS pada komponen internal sebesar 32.98% dan pada komponen eksternal sebesar 22.62%, sehingga diketahui bahwa komponen internal adalah komponen yang paling dominan dan lebih berpengaruh terhadap pembentuk citra MATOS daripada komponen eksternal.

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Aplikasi Analisis Komponen Utama Untuk Menentukan Variabel yang Berpengaruh Terhadap Citra Malang Town Square (MATOS)

abstraks:

Kata Kunci : Analisis Komponen Utama, Matriks Korelasi, Citra.

Analisis komponen utama sebagai salah satu bagian dari statistik yang dapat digunakan untuk memudahkan perusahaan mengambil keputusan dalam meningkatkan pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen, karena analisis komponen utama dapat digunakan perusahaan untuk terfokus pada beberapa komponen utama saja dari banyak variabel yang mempengaruhi tingkat citra konsumen sehingga terbentuk citra yang bagus dalam benak para konsumen.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan di pusat perbelanjaan Malang Town Square (MATOS), dengan sumber data menggunakan data primer yang dilakukan dengan membagikan angket kepada pengunjung Malang Town Square yang berisi 6 pertanyaan mewakili 6 variabel khusus.

Dengan metode analisis Komponen utama terbentuk dua komponen utama yaitu komponen utama pertama, besar koefisien variabel X1 (Tempat nyaman, bersih dan interior menarik), X2 (Kemudahan mencapai lokasi), X3 (Pelayanan personal baik), X4 (Kualitas produk baik) secara berurut adalah sebesar 0.499, 0.456, 0.360 dan 0.473 dengan skor/nilai variabel X1, X2, X3, X4 adalah 0.702, 0.641, 0.506 dan 0.665, keempat variabel ini masuk dalam komponen internal pembentuk citra MATOS. Komponen utama kedua, besar koefisien variabel X5 (Pilihan produk lengkap) dan X6 (Harga relatif mahal) secara berurut adalah sebesar -0.489 dan 0.659 dan skor/nilai sebesar -0.571 dan 0.768, dua variabel ini masuk dalam komponen eksternal pembentuk citra MATOS.
Keragaman total pembentuk citra MATOS pada komponen internal sebesar 32.98% dan pada komponen eksternal sebesar 22.62%, sehingga diketahui bahwa komponen internal adalah komponen yang paling dominan dan lebih berpengaruh terhadap pembentuk citra MATOS daripada komponen eksternal.

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

PEMBUKTIAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA

abstraks:

Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa, maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru, siswa dengan siswa maka dengan demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih baik. Pernyataan ini berdasarkan pendapat Johnson dan Smith (dalam Anita Lie, h. 5) bahwa, “Kegiatan pendidikan adalah suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi antar pribadi. Belajar adalah suatu proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi ketika masing masing orang berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan pengetahuan bersama”.
Berdasarkan pandangan diatas, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana upaya guru untuk meningkatkan hasil balajar siswa dengan pendekatan yang tepat. Salah satu pendekatan pembelajaran yang yang dapat meningkatkan kreativitas siswa adalah pendekatan kontektual. Dengan pendekatan kontekstual, siswa diarahkan untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Melihat hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah untuk menemukan sebuah alternatif pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang membuat siswa lebih senang dan lebih termotivasi untuk belajar.

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan konstektual rata-rata 78,8 % setuju, 4,55 % tidak setuju, 16,65 % tidak tahu, sedangkan respon siswa terhadap soal-soal dalam pembelajaran dengan pendkatan konstektual rata-rata 75 % setuju, 9,93 % tidak setuju, dan 15,07 % tidak tahu.
Beberapa kelemahan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan konstektual diantaranya tidak semua siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan sebab hampir setiap presentasi hanya ketua kelompoknya saja yang maju mempresentasikannya.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah
Nana Sudjana dan Daeng Arifin (1989. h. 19) mengemukakan, “Mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar, mengajar adalah mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang ada disekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan balajar”.

SUPER EDGE MAGIC LABELING pada Graph Ulat Model dengan Panjang n Titik

abstraks:

Kata kunci: graph, pelabelan, total sisi ajaib.

Pelabelan total sisi ajaib super (edge magic total labeling) pada suatu graph
(V, E) dengan order p dan ukuran q adalah fungsi bijektif f dari V È E ke himpunan
{1, 2, 3, …, p + q} sehingga untuk masing-masing sisi xy di G berlaku f(x) + f(xy) +
f(y) = k, dengan k konstanta. Pelabelan total sisi ajaib yang memetakan V ke {1, 2, …,
p} disebut pelabelan sisi ajaib super (super edge-magic labeling). Graph yang dapat
dikenakan pelabelan sisi ajaib super disebut graph sisi ajaib super. Pada karya tulis
ini akan dijelaskan bahwa graph ulat model “ ” dengan panjang n, untuk n
bilangan asli, adalah sisi ajaib super.

Saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut.
a. Kepada pembaca yang tertarik pada teori graph disarankan untuk melakukan
penelitian mengenai pelabelan super sisi ajaib pada jenis-jenis graph ulat lainnya.
b. Kepada pembaca yang tertarik pada teori graph disarankan untuk melakukan
penelitian mengenai pelabelan super sisi ajaib pada jenis graph yang lain.
c. Kepada pembaca, khususnya mahasiswa jurusan matematika yang tertarik pada
teori graph, disarankan untuk melakukan penelitian serupa yakni mengenai
pelabelan super sisi ajaib pada graph ulat model dengan panjang n, n
bilangan asli. Hal ini dilakukan karena pelabelan merupakan pengkonstruksian
fungsi, maka dimungkinkan peneliti yang lain menemukan rumus fungsi yang
lain sehingga graph ulat tersebut tetap super sisi ajaib.

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah pelabelan dalam teori graph mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an.

PENGEMBANGAN MODEL AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KENDALI

abstraks:

Makalah ini membahas pengembangan model audit sistem informasi berbasis kendali untuk mencegah terjadinya kegagalan sistem informasi guna menyelamatkan aset informasi, menjaga integritas data dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan suatu organisasi. Model ini dikembangkan berdasarkan konsep fungsional dan kendali sistem informasi dengan menggunakan sistem penilaian kualitatif berbasis standar manajemen mutu ISO 9001-2000.

Informasi merupakan salah satu sumber daya strategis suatu organisasi, oleh karena itu, untuk mendukung tercapainya visi dan misi suatu organisasi, pengelolaan informasi menjadi salah satu kunci sukses

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERSEDIAAN DENGAN PENGADAAN DARURAT

abstraks:

Sistem persediaan dengan pengadaan darurat adalah sistem yang menerapkan dua macam pengadaan yaitu pengadaan regular yang mengikuti kebijakan base stock dan pengadaan darurat dengan waktu ancang lebih singkat tetapi dengan biaya tambahan lebih mahal.

Kami mengasumsikan biaya yang harus dibayarkan untuk kompensasi kekurangan persediaan lebih mahal dibandingkan dengan biaya pemesanan darurat. Variabel keputusan dari model adalah S (tingkat

FILSAFAT

Jul 16, 2024   //   by joseph   //   Blog  //  No Comments

bunian

ABSTRAKSI
Penelitian ini didasarkan atas pengamatan awal penulisan teradap fenomena yang terjadi ditengah-tengah masyarakat kita yang punya kepecayaan besar terhadap para dukun, tenaga penyembuh alternative, paranormal dan dukun-dukun tabib, ditengah majunya teknlogi kedokteran , masih banyak orang yang menyerahkan dirinya pada pengobatan yang kadang kala tidak dapat diterima oleh akal sehat atau bahkan
besebrangan dengan konsep-konsep kesehatan secara umum.
Kalau kita mau berjalan mengelilingi kata yang luasnya tidak seberapa ini, pasti akan kita dapati ratuan papan nama yang bertujuan menawarkan pengobatan alternative maupun tradisional. Selain memasang papan ada juga yang mempromosikan pengobatannya lewat media massa baik cetak maupun eletronik, sehingga dengan mudah orang mengetahui keberadaan pengobatan tersebut. Diberbagai channel tv kini orang dapat dengan mudah berkonsultasi dan minta diterawang penyakitnya, bahkan bias juga diobati jarak jauh hanya dengan menempelkan telapak tangan ke layar kaca. Aneh memang, tapi itulah kenyataan yang terjadi sekarang ini.
Selain itu para dukun banyak juga yang tidak memasang papan nama di depan tempat prakteknya ata promosi lewat media massa. Keberadaan dukun ini bisanya cukup

Effective Field Theory and the Pragmatics of Explanation

abstraks:

In this paper, I discuss how there has been a recent trend in the philosophy of scientific explanation towards a pluralistic view that acknowledges the importance of both of the major accounts of explanation of the last thirty years- the unificationist account, as proposed in (Kitcher, 1989), and the causal account, primarily as described in (Cartwright, 1983), but with aspects from (Salmon, 1998)- and admits the possibility of other, as yet undiscovered, accounts. Although I believe that a pluralist position is essentially correct, I argue that no satisfactory description has been given of how one determines which explanatory contexts call for which kind of explanation. Limiting my analysis to the contemporary particle physics techniques associated with Effective Field Theories, which I believe offer a particularly good case study for distinguishing between contexts, I argue that the determination of explanatory type from context is a pragmatic issue. To address this issue, I turn to a third account of explanation,the pragmatic account, as described in (van Fraassen, 1980). Although I argue the pragmatic account fails as a full account of explanation, it succeeds, in modified form, in describing the pragmatics of explanation,specifically of the pluralist account. In the end, I argue that explanatory context in particle physics is determined by the relationship between the experimental context in which the person demanding the explanation is interested, and the characteristic energy scale of the phenomenon to be explained. When the experimental context in question overlaps with the characteristic scale of the phenomenon, a causal explanation is called for; if the experimental context is higher than the characteristic scale, then explanatory unification is called for.

Introduction and Overview
1.1 Introduction
The philosophy of scientific explanation originated with the work of the the logical positivists, formalized by Carl Hempel and Paul Oppenheim in the 1960s (see their essays in (Colodny, 1962), for example). In excising metaphysics from philosophy and replacing it with logic and scientific observation, they found that many aspects of science needed specification and formalization. Their efforts to define quotidian concepts of science like theory choice, inductive support, and explanation succeeded

SKRIPSI KIMIA

Jul 9, 2024   //   by joseph   //   Blog  //  1 Comment

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJABAKTERI PATOGEN YANG DISEBARKAN OLEH LALAT RUMAH (Musca domestica, L) DI RUMAH SAKIT KOTA PEKANBARU

abstraks:

Penelitian ini membahas tentang penerapan pembelajaran strategi inkuiri untuk mencapai ketuntasan belajar siswa pada pokok bahasan ikatan kimia di kelas X MAN 2 Model Pekanbaru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran strategi inkuiri dapat mencapai ketuntasan belajar siswa. Subjek penelitian ini adalah kelas X.1 MAN 2 Model Pekanbaru dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang. Pengumpulan data diambil dari hasil post test pada kelas eksperimen tersebut. Setelah dilakukan analisis data maka diperoleh ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 87,5 % berarti ketuntasan belajar siswa telah tercapai.

BAKTERI PATOGEN YANG DISEBARKAN OLEH
LALAT RUMAH (Musca domestica, L) DI RUMAH SAKIT KOTA PEKANBARU

SKRIPSI

Guna Memenuhi Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat S-1 Pendidikan Biologi

Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

OLEH :

MARYANTUTY
O310648

PROGARAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMPENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2007
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

KANDUNGAN KIMIA MINYAK ATSIRI TUMBUHAN Pandanus amaryllifolius Roxb

ABSTRAK

Zayyanti Dinal Husna, Kandungan Kimia Minyak Atsiri Pandanus amaryllifolius Roxb. (Dibawah bimbingan Drs. Dede Sukandar, M.Si. dan S. Hermanto, M.Si.)

Telah dilakukan penelitian mengenai “Kandungan Kimia Minyak Atsiri Tumbuhan P. amaryllifolious Roxb.” Sampel P. amaryllifolius Roxb. diambil dari desa Cipayung, Kecamatan Ciputat, Tangerang, Banten pada bulan Desember 2006. Dan Identitas biologi tumbuhan tersebut ditentukan oleh staf Herbarium Bogoriense, Bogor. Produksi minyak atsiri P. amaryllifolius Roxb. menggunakan teknik distilasi pada temperatur ± 750C. Uji kemurnian minyak atsiri P. amaryllifolius Roxb. ditentukan berdasarkan sifat fisiknya (berat jenis, indeks bias, dan titik didih). Penentuan struktur minyak atsiri P. amaryllifolius Roxb. dilakukan dengan metode GC-MS Merck Shimadzu QP 2010 yang dilengkapi kolom Rtx-1MS pada suhu 2000C, laju alir gas pembawa helium 50 mL/menit, suhu injektor dan detektor 2300C, pada kondisi tersebut diperoleh waktu retensi minyak atsiri P. amaryllifolius Roxb. 21,088 menit dengan luas area 4,72 % dari luas area keseluruhan, kemudian didapatkan pola spektrum massa dietil ester pthalat (m/z = 222). Karakterisasi selanjutnya dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis dengan empat fase pengembang yaitu metanol : air (4 : 1); kloroform : etil asetat : metanol (4 : 1 : 5); metanol : etil asetat : air (5 : 4 : 1); dan kloroform : metanol (2 : 3). Hasil dari TLC dilanjutkan ke spektrofotometer UV spektro dan UV-vis Merck Perkin Elmer Lambda 25, setelah dilarutkan dengan metanol. Data spektrofotometer UV spektro dan UV-vis menunjukkan bahwa minyak atsiri P. amaryllifolius Roxb. memiliki absorpsi maksimum pada panjang gelombang ± 280 nm dan khas untuk senyawa aromatis.

Kata kunci: P. amaryllifolius Roxb., distilasi, GC-MS, KLT, UV spektro-Uv vis.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Indonesia termasuk tujuh negara di dunia yang memiliki 54% dari seluruh sumber daya genetik tumbuhan. Keanekaragaman genetik ini merupakan aset nasional dan sangat berharga jika ditinjau dari senyawa kimia bahan alam yang dikandungnya. Namun demikian potensi kimia dari sebagian sumber daya genetik ini belum banyak diselidiki. 1
Hutan tropik Indonesia memiliki 20.000 spesies tumbuhan tingkat tinggi, akan tetapi baru sekitar 1.500 spesies yang telah diteliti kandungan kimianya. 2

Pemrosesan Plastik Foam Mikroseluler Yang Ramah Lingkungan

abstraks:

Jurursan : Teknik Kimia
Pemrosesan plastik mikroseluler merupakan pengembangan pemrosesan plastik selular yang memiliki karakteristik fisik yang lebih baik di samping prosesnya yang lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan. Pemrosesannya dipengaruhi oleh kondisi operasi, seperti temperatur dan tekanan penjenuhan, temperatur foaming, serta waktu foaming.
Penelitian pemrosesan plastik mikroseluler ini dilakukan pada temperatur penjenuhan : 398.15, 403.15, 413.15, 423.15, dan 433.15 K, sedangkan tekanannya divariasi dari 10 MPa hingga 22 MPa. Metode penelitiannya adalah sebagai berikut, pertama melakukan penjenuhan sampel polimer di dalam tangki penjenuhan dengan gas nitrogen. Selanjutnya sistem PP-N2 dikondisikan dalam keadaan superkritis dengan cara menaikkan temperatur dan tekanan diatas keadaan kritisnya.. Setelah waktu penjenuhan tercapai, dilakukan dekompresi mendadak. Sampel segera dikeluarkan dari tangki dan kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan analisa Difraksi X-Ray dan Buoyancy untuk mengetahui derajat kristalinitas dan densitas. Pada prosedur foaming, setelah dekompresi sampel secara cepat dipanaskan
hingga di atas temperatur lelehnya selama lima (5) detik dan diakhiri dengan mengalirkan gas pendingin N2. Selanjutnya dilakukan analisa SEM untuk mengetahui struktur sel dari foam polipropilen yang dihasilkan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa kristalinitas polipropilen cenderung naik seiring dengan naiknya tekanan penjenuhan antara 10 – 22 MPa pada temperatur penjenuhan tetap 398.15 K, sementara densitas bulk-nya cenderung menurun. Pada proses foaming dengan metode quick heating yang dimodifikasi, kenaikan tekanan penjenuhan hingga 12 MPa akan menurunkan diameter rata-rata dan densitas sel, sedangkan pada tekanan penjenuhan 12 – 14 MPa diameter rata-rata sel meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan penjenuhan, sementara densitas sel-nya menurun. Pada kondisi ini juga terjadi kenaikan rasio ekspansi volum.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya jaman, perhatian masyarakat terhadap pola hidup sehat semakin meningkat. Hal ini mendorong masyarakat lebih selektif dalam hal pemilihan produk. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ini, maka diperlukan produk yang sehat baik ketika dalam pemrosesan, pengemasan, sampai bisa dikonsumsi. Untuk memenuhi syarat sehat dalam pengemasan diperlukan
pengembangan bahan kemasan (packaging) yang aman bagi kesehatan, salah satunya adalah foam plastik mikroseluler. Pemrosesan foam plastik mikroseluler

ESTER ASAM LEMAK

abstraks:

Ester asam lemak dialam terdapat dalam bentuk ester antara gliserol dengan asam lemak ataupun terkadang ada gugus hidroksilnya yang teresterkan tidak dengan asam lemak tetapi dengan phospat seperti pada phospolipid. Disamping itu ada juga ester antara asam lemak dengan alkoholnya yang membentuk monoester seperti terdapat pada minyak jojoba.

1. PENDAHULUAN
Ester asam lemak dialam terdapat dalam bentuk ester antara gliserol dengan asam lemak ataupun terkadang ada gugus hidroksilnya yang teresterkan tidak dengan asam lemak tetapi dengan phospat seperti pada phospolipid. Disamping itu ada juga ester antara asam lemak dengan alkoholnya yang membentuk monoester seperti terdapat pada minyak jojoba.
Ester asam lemak sering dimodifikasi baik untuk bahan makan maupun untuk bahan surfaktan, aditif, detergen dan lain sebagainya [Endo, dkk, 1997]. Modifikasi ester asam lemak dapat dilakukan dengan beberapa cara.
a. Esterifikasi

PENENTUAN KADAR SODA YANG HILANG DI TAHAP PENCUCIAN IV PADA PROSES PEMBUATAN PULP

abstraks:

Dalam era globalisasi sekarang ini, kebutuhan manusia dalam berbagai bidang meningkat dengan pesat, diantaranya adalah kebutuhan sandang dan kertas. Sandang merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh setiap manusia, sejalan dengan bertambahnya penduduk dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan maka meningkat pula kebutuhan akan sandang dan kertas.
Permintaan akan kebutuhan kertas semakin meningkat, sehingga perlu didirikan suatu perusahaan atau pabrik yang bergerak di bidang produksi pulp. Dengan melihat sumber daya alam Indonesia yang kaya akan bahan baku pulp maupun kertas mendorong didirikannya suatu pabrik pulp dan rayon yang bernama P.T. INTI INDORAYON UTAMA.
Salah satu bagian penting dalam proses pembuatan pulp ialah proses pencucian (washing). Proses pencucian dilakukan setelah melewati proses pemasakan (digester). Pada proses pencucian tahap IV akan diperiksa kadar soda yang tertinggal di dalam pulp dengan parameter Soda Loss. Dimana kadar soda yang layak pada pulp agar produksi pulp layak unrtuk diperdagangkan biasanya maksimal 10 kg/ton pulp. Soda ini akan sangat mempengaruhi terhadap kualitas, keputihan dari pulp yang dihasilkan.
PENENTUAN KADAR SODA YANG HILANG DI TAHAP PENCUCIAN IV PADA PROSES
PEMBUATAN PULP DI PT. TOBA PULP LESTARI (TPL)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini, kebutuhan manusia dalam berbagai bidang meningkat dengan pesat, diantaranya adalah kebutuhan sandang dan kertas. Sandang merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh setiap manusia, sejalan dengan bertambahnya penduduk dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan maka meningkat pula kebutuhan akan sandang dan kertas.

KARAKTERISASI KOMPONEN UTAMA MINYAK ATSIRI HASIL DESTILASI AIR DARI DAUN SALAM (Eugenia polyantha Wight.) SEGAR DAN YANG DICURIN

abstraks:

KARAKTERISASI KOMPONEN UTAMA MINYAK ATSIRI HASIL DESTILASI AIR DARI DAUN SALAM (Eugenia polyantha Wight.) SEGAR DAN YANG DICURING

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen utama minyak atsiri daun salam (Eugenia polyantha Wight.) segar dan yang dicuring serta komposisi komponen utamanya. Proses curing dilakukan dengan variasi waktu 2 hari dan 4 hari. Minyak atsiri daun salam diisolasi dengan metode destilasi air, kemudian destilatnya diekstraksi menggunakan pelarut n-heksana. Karakterisasi komponen utama dilakukan dengan metode Kromatografi Gas-Spektrometri Massa (KG-SM). Rendemen minyak atsiri daun salam segar, daun salam hasil proses curing 2 hari dan 4 hari secara berturut-turut sebesar 0,072%, 0,064% dan 0,059%. Minyak atsiri daun salam segar, daun salam hasil proses curing 2 hari dan 4 hari mempunyai komponen utama yang sama dengan komposisi berbeda, yaitu kaprilaldehid, cis-4-dekenal, n-dekanal, α-humulen, trans-kariofilen, sitronelol, farnesol, dan nerolidol. Persentase komponen nerolidol dalam minyak atsiri hasil destilasi air lebih besar dibandingkan dalam minyak atsiri hasil destilasi uap menurut literatur. Selama proses curing, komposisi kaprilaldehid, n-dekanal, trans-kariofilen dan farnesol meningkat, sedangkan komposisi cis-4-dekenal, sitronelol, α-humulen, dan nerolidol menurun. Minyak atsiri daun salam hasil proses curing 2 hari dan 4 hari menunjukkan adanya komponen baru yaitu linalool, bornil asetat dan pinokarveil asetat. Perubahan komposisi komponen utama dan adanya komponen baru disebabkan adanya biotransformasi suatu komponen menjadi komponen lain.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman salam merupakan tanaman asli Asia Tenggara dan banyak ditemukan di Burma, Malaysia dan Indonesia. Daun dari tanaman salam biasanya digunakan untuk penyedap aroma masakan (Katzer, 2004). Daun salam juga dapat digunakan sebagai obat katarak, stroke, asam urat, kolesterol, diabetes, gatal-gatal, dan radang lambung (Wijayakusuma, 2002).

STUDI PENENTUAN LOGAM Cu DAN Zn PADA TANAMAN KEDELAI SCR SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM DI KEC. TRIMURJO KAB. LAMPUNG TENGAH

abstraks:

Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan salah satu tanaman sumber protein yang penting di Indonesia. Kedelai mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai sumber bahan makanan seperti tempe, minyak, kecap dan sebagainya.
Untuk meningkatkan produksi biasanya petani menggunakan pupuk kimia dalam jumlah besar. Penggunaan pupuk kimia dalam jumlah besar dapat berdampak buruk terhadap lingkungan. Pupuk kimia dapat mengandung logam berat dalam jumlah tinggi dan kegunaannya dapat meningkatkan konsentrasinya di dalam tanah serta bahayanya terhadap mahluk hidup (Salam AK, 1997). Salah satu kandungan logam berat dalam pupuk kimia yang digunakan petani adalah tembaga (Cu) dan seng (Zn).
Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam tembaga (Cu) dan seng (Zn) dalam tanaman kedelai di kecamatan Trimurjo secara Spektrofotometer Serapan Atom.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Kandungan Cu pada bagian tanaman kedelai di sebagian wilayah kecamatan Trimurjo, akumulasi terbesar terdapat pada akar yaitu 30,69 mg/g. Sedangkan
akumulasi terkecil tanaman kedelai terdapat pada daun yaitu 10,77 mg/g. Dalam buah/biji tanaman kedelai, kadar Cu yang didapat yaitu 24,14 mg/g; (2) Kandungan Zn pada bagian tanaman kedelai di sebagian wilayah kecamatan Trimurjo, akumulasi terbesar terdapat pada biji yaitu 69,54 mg/g. Sedangkan
akumulasi terkecil tanaman kedelai terdapat pada tanah yaitu 32,99 mg/g. Dalam buah/biji tanaman kedelai, kadar Cu yang didapat yaitu 69,54 mg/g; (3) Data dari kandungan Cu dan Zn pada buah/biji tanaman kedelai di sebagian wilayah tanaman kedelai menunjukkan bahwa buah/biji tanaman kedelai di sebagian wilayah kecamatan Trimurjo di indikasikan cukup dan aman untuk dikonsumsi oleh manusia.

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan salah satu tanaman sumber protein yang penting di Indonesia. Sebagai bahan pangan pokok sebagian besar penduduk Indonesia, tanaman kedelai menjadi prioritas utama dalam pembangunan pertanian.
Berdasarkan luas panen, di Indonesia kedelai menempati urutan ke-3 sebagai tanaman palawija setelah jagung dan ubi kayu. Rata-rata luas pertanaman per tahun sekitar 703.878 ha, dengan total produksi 518.204 ton. Pertanian modern dengan tuntutan produksi yang tinggi, khususnya di lahan dengan

PENGEMBANGAN SENSOR GAS HIDROGEN SULFIDA BERBASIS REAGEN KERING TIMBAL ASETAT

abstraks:

Dry reagen of lead acetate/PVC has been developed as hydrogen sulphide sensor. In this work, lead acetate/PVC shows good response toward H2S via it’s color change from white to black. Rapid sensor response has been observed for high concentration of H2S (for 114,4 ppm,the response time was ±2 hours) and reverse.

The sensor has limit detection of 47,2 ppm with linear range in the 47 – 115 ppm. The sensor can be regenerated with HNO3 6M for 4 times.

Keywords: H2S sensor, dry reagen lead acetate, PVC, intensity of turbidimetry.

PENDAHULUAN
Gas H2S merupakan produk dari reaksi asam dengan sulfida logam, dengan tingkat toksisitas yang tinggi. Untuk mengetahui keberadaaan serta kadar gas H2S di alam, salah satu caranya dapat dilakukan dengan melakukan monitoring udara, yang diawali dengan pendeteksian (pensensoran) dan dilanjutkan dengan penentuan kadarnya. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ilmuwan kimia telah berhasil mengembangkan beberapa metode yang praktis dan sederhana, untuk mendeteksi keberadaan gas H2S baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Contoh praktis yang telah berhasil

PREPARASI MEMBRAN NATA DE COCO-ETILENDIAMIN DAN STUDI KARAKTERISTIK PENGIKATANNYA TERHADAP ION Cu2+

abstraks:

Preparasi dilakukan melalui tiga tahap, meliputi: degradasi mekanik nata de coco, aktivasi menggunakan asam sulfat, dan modifikasi menggunakan etilendiamin. Membran nata-en menunjukkan perilaku yang berbeda dengan dua tipe membran dari tahap preparasi sebelumnya, dalam hal sifat mekanik dan strukturnya. Membran nata murni memiliki sifat mekanik kuat, nata teraktivasi cenderung rapuh, sedangkan nata-en bersifat sangat kuat. Spektra infra merah dari tipe tiga membran (nata murni, nata teraktivasi, dan nata-en) secara umum tidak mengalami perubahan yang signifikan, namun dalam spektra UV-VIS terjadi pergeseran panjang gelombang maksimum dari masing-masing membran.
Membran nata murni memiliki panjang gelombang maksimum pada 265 nm, nata teraktivasi pada 280 nm, sedangkan membran nata-en pada 290 dan 295 nm, masing-masing untuk nata-en yang dipreparasi dengan lama aktivasi 10 menit dan 30 menit. Membran nata-en mengalami degradasi struktur, baik didalam air maupun dalam etanol dengan lama waktu yang dibutuhkan untuk degradasi, masing-masing 2×15 menit dan 3×15 menit. Setiap parameter penelitian memiliki pengaruh pada kemampuan membran nata-en untuk mengikat ion Cu(II).
Membran nata-en menunjukkan kemampuan pengikatan ion Cu(II) paling optimum pada saat di preparasi menggunakan 2 M asam sulfat selama 30 menit dan konsentrasi etilendiamin 1,6 M.

Kata kunci: Nata de coco, etilendiamin, membran nata de coco-etilendiamin
(nata-en), ion Cu2+.

I. PENDAHULUAN
Nata de coco adalah produk komersial dalam industri makanan yang sangat digemari karena bermanfaat untuk memperlancar pencernaan dan cocok untuk menu diet. Hal ini disebabkan oleh kandungan seratnya yang tinggi. Secara kimiawi, serat yang terkandung di dalam nata de coco adalah selulosa. Sementara itu, studi mengenai selulosa sudah sangat meluas baik terhadap senyawaan selulosa itu sendiri maupun terhadap senyawa-senyawa turunannya.
Sato, T., et al (1988) dari Universitas Tokyo telah mengembangkan

DETERMINASI GAS H2S SECARA OPTIK MENGGUNAKAN REAGEN KERING TIMBAL ASETAT DENGAN TEKNIK SOL-GEL

abstraks:

Sensor gas H2S yang berbasis reagen kering sol-gel timbal asetat pada temperatur ruangan telah berhasil dibuat. Sensor ini digunakan untuk mengukur konsentrasi gas H2S di udara. Sol-gel yang dihasilkan memiliki kondisi fisik berwarna putih keruh, membrannya kaku dan memiliki ketebalan 0,45mm.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik sebagai berikut: perubahan warna dari putih keruh menjadi abu-abu gelap dengan waktu respon sensor sekitar 67,52 detik. Sensor reagen kering ini mempunyai daerah konsentrasi linier 0-58,80 ppm dan memiliki reprodusibilitas yang tinggi ditunjukkan oleh koefisien variasi sebesar 0,107%. Sensor dengan sol-gel ini memiliki batas deteksi 12,66 ppm dan tingkat sensitivitasnya sebesar 0,0293.
Karakteristik yang dimiliki sensor reagen kering tersebut dapat dijadikan sebagai metode alternatif untuk memonitor gas H2S dan sol-gel ini merupakan sensor sekali pakai.

Kata Kunci: sensor reagen kering, gas H2S, timbal asetat, sol-gel

Pendahuluan
Pencemaran udara dapat diartikan berubahnya salah satu komposisi udara dari keadaan normalnya, dalam jumlah tertentu untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga akan mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan tanaman.
Sejalan dengan perkembangan industri pada daerah perkotaan, kesetimbangan komposisi udara terganggu bahkan komposisinya berubah yaitu dengan masuknya zat-zat pencemar seperti polutan. Gas H2S merupakan salah satu polutan udara yang bersifat toksik (Manahan, 1994). Oleh karena itu perlu suatu cara untuk memonitor kadar gas H2S di udara.

MODIFIKASI MEMBRAN POLY(VINYL ALKOHOL)-SULFONASI DENGAN SERBUK KAYU JATI (Tectona grandis) UNTUK ADSORPSI LOGAM BERMUATAN +1, +2

abstraks:

Poly(vinyl Alkohol)/PVA disintesis dari Poly(vinyl Asetat secara alkoholisis. PVA adalah amorf, tetapi mendekati serat kristalin, struktur rantainya adalah ataktik. PVA dapat larut dalam air, kelarutannya lambat dalam air dingin dan akan lebih cepat pada temperatur yang lebih tinggi. Crosslink pada Poly(vinyl Alkohol) akan menyebabkan pertambahan viskositas sehingga menjadi produk yang tidak larut (Billmayer, 1991).

Sulfonasi Poly(vinyl Alkohol) dengan asam sulfat pekat menghasilkan suatu resin penukar ion (Dorfner, 1991). Jati (Tectona grandis) merupakan salah satu jenis kayu yang mempunyai sifat fisik terutama adalah resisten terhadap air, kuat dan tahan terhadap serangan jamur dan serangga. Kayu jati mengandung tiga komponen utama, yaitu; selulosa, hemiselulosa dan lignin. Komposisi kimia dari jati adalah 39-57 % selulosa, 7-13 % hemiselulosa (pentosan) dan 29-39 % lignin (Fengel & Wegener, 1995). Baird (1995) menyampaikan bahwa selulosa,

Profil Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dalam Cangkang Kupang Beras (Tellina versicolor)

abstraks:

(Studi Kasus Pada Kupang Beras di Pantai Kraton, Pasuruan, Jawa Timur) Penelitian profil kandungan logam berat timbal (Pb) dalam cangkang kupang beras (Tellina versicolor) sebagai studi kasus pada kupang beras di pantai Kraton, Pasuruan, Jawa Timur telah dilakukan. Penelitian dilakukan dengan tujuan mengetahui keberadaan dan kadar logam berat timbal (Pb) dalam cangkang kupang beras serta fluktuasinya selama 3 bulan (Juli, Agustus, September 2002). Pengambilan sampel kupang beras menggunakan teknik acak sederhana. Larutan sampel cangkang kupang dianalisa dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan adanya kandungan logam berat timbal (Pb) dalam cangkang kupang. Kandungan rata-rata logam berat timbal (Pb) dalam cangkang kupang secara berurutan mulai bulan Juli sampai September adalah 2,950 ppm, 0,867 ppm, 0,201 ppm, 0,050 ppm, 2,313 ppm dan 0,773 ppm. Profil kandungan logam berat timbal (Pb) dalam cangkang kupang berfluktuatif selama 3 bulan (Juli, Agustus, September 2002).

Kata Kunci : Cangkang Kupang Beras, Kadar Timbal (Pb).

PENDAHULUAN
Kupang merupakan salah satu jenis bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat. Selain diambil bagian dagingnya untuk dimakan, cangkang kupang juga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pakan ternak. Ada dua jenis kupang yang biasa ditangkap oleh penangkap kupang yaitu kupang putih atau kupang beras (Tellina versicolor) dan kupang merah (Corbula faba). Kupang putih atau kupang beras merupakan jenis kupang yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat (Purwati, 2001).
Kupang mempunyai habitat di laut. Cara hidup kupang bergerombol di

PROFIL KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI ( Hg ) dan TEMBAGA (Cu) dalam DAGING KUPANG BERAS

abstraks:

Profil Kandungan logam berat Merkuri (Hg) dan Tembaga (Cu) dalam daging Kupang Beras (Tellina versicolor) (studi kasus pada kupang beras yang dipasarkan di Kraton, Pasuruan). Penentuan logam berat Hg dan Cu dalam daging kupang beras telah dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom. Profil Kandungan logam Hg dan Cu menunjukkan fluktuasi kandungan logam berat tersebut dalam periode tertentu, yaitu dari bulan April sampai bulan Juni 2002, yang diamati setiap dua minggu sekali. Dalam penentuan logam Hg, sampel daging kupang yang belum dikeringkan didestruksi dengan asam nitrat pekat yang dipanaskan dalam labu alas bulat dengan kondensor pendingin, di atas mantel pemanas, pada suhu 90o – 120o C. Kemudian diukur kandungan Hgnya dengan spektrofotometri Serapan Atom tanpa nyala.Adapun untuk Cu, daging kupang dikeringkan terlebih dahulu dalam oven, kemudian didestruksi dengan asam nitrat pekat yang dipanaskan diatas penangas air, kemudian ditentukan dengan spektrofotometer Serapan Atom dengan nyala udara – asetilene. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa di dalam daging kupang beras tidak mengandung logam berat Hg dan kandungan logam berat Cu adalah 0,711 mg/kg, 0,607 mg/kg, 0,7870 mg/kg, 0,433 mg/kg, 0,95 mg/kg, dan 0,641 mg/kg. Dari hasil tersebut diketahui bahwa kandungan logam berat Cu dalam daging kupang tersebut berfluktuatif Kata kunci: Kupang beras, kadar logam berat Hg dan Cu, spektrofotometri serapan atom.

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laut merupakan tempat bermuaranya berbagai saluran air termasuk sungai. Dengan demikian, laut akan menjadi tempat terkumpulnya zat-zat pencemar yang dibawa oleh aliran air. Banyak industri atau pabrik yang membuang limbah industrinya ke sungai tanpa penanganan atau mengolah limbah terlebih dahulu dan juga kegiatan rumah tangga yang membuang limbahnya ke sungai. Limbah-limbah berbahaya ini terbawa ke laut yang selanjutnya mencemari laut (Yanney, 1990).
Logam–logam yang mencemari perairan laut banyak jenisnya, diantaranya

Virus Thumbs.vbs & Autorun.inf

Jul 7, 2024   //   by   //   Blog  //  1 Comment

Menghilangkan virus thumbs.vbs & autorun.inf

Jika PC Anda terinfeksi oleh file ini, jangan panik karena tidak akan merusak, menghapus file dokumen ataupun merusak sistem. Biasanya efek samping jika terinfeksi file ini, setiap partisi yang ada di PC kita akan terkunci [tidak akan bisa didouble klik maupun diklik kanan ‘explore’ satu2nya jalan adalah lewat Windows Explorer.

Ok langsung saja, PC anda harus dalam kondisi 3 step dibawah ini

1. Pastikan System Restore pada PC Anda menjadi Turn off

Klik kanan My Computer – pilih Properties – cari Tab System Restore – checklist Turn off system restore for all drive.

2. Matikan Autoruns pada semua drive.

Klik Start – pilih Run – pada kolom Run ketik gpedit.msc – klik User Configuration – klik Administrative Templates – klik System – cari Turn off Autoplay – cheklist bagian Enable – pilih All Drive pada opsi Turn off Autoplay on…

* U/ melakukan hal diatas posisi user di PC Anda harus Administrator atau setara Administrator

3. Aktifkan Show hidden files and folders

Double klik My Computer – pilih Tools – Folder options – View – checklist bagian Show hidden files and folders.

Ok broer saatnya beraksi…

1. Pada keyboard tekan Ctrl – Alt – Del – pilih Task Manager – pilih Tab Processes – cari & klik proses wscript.exe – klik End Process.

2. Klik Start – pilih Run – pada kolom Run – ketik msconfig – pilih Tab Startup – cari dan uncheck Thumbs – klik Ok – pilih Exit Without Restart.

3. Cek satu persatu partisi yang ada di PC kita, misalkan PC Cyd! Ada 3 partisi yakni C:\, D:\, E:\ . Pertama di C:\ DELETE *Delete secara permanen file Thumbs.vbs & autorun.inf, kedua di C:\WINDOWS delete file Thumbs.vbs selanjut partisi2x berikutnya, seperti D:\ & E:\

4. Restart PC Anda, cek kembali langkah2x pada 4 – 5 – 6 apakah masih timbul file si pengganggu tsb kalau tidak ada, Hidup Cyd! :) kalau file tsb masih ngotot ada ulangi langkah 4 – 5 – 6

Anda tetap harus waspada terhadap media yang ada hubungannya dengan ‘memori’ atau ‘storage‘, seperti flashdisk, HP, kamera digital, dll, karena 2 hal yang disebutkan terakhir HP & kamera digital sudah menggunakan storage yang umum digunakan di PC & itu menjadi sumber penyebaran virus maupun worm. Selalu Update Antivirus yang Anda miliki.

Mungkin Anda akan menemukan problem yang tidak sama, karena variant2x dari file pengganggu ini terus mengUpgrade dirinya, namun secara umum langkah2x pembersihannya tidak akan jauh berbeda.

SKRIPSI PENDIDIKAN FISIKA

Jul 1, 2024   //   by   //   Blog  //  No Comments

Prestasi Belajar Fisika Pokok Bahasan Getaran dan Gelombang melalui Pendekatan Problem Posing Berbasis Aktivitas di SMUN I BJM

abstraks:

Jurusan : Pendidikan Fisika
Pembelajaran IPA (sains) saat ini masih menggunakan sistem pembelajaran yang bersifat konvensional yaitu pembelajaran terpusat pada guru (teacher centered). Sistem pembelajaran tersebut juga diterapkan di SMUN I BJM, hal itu akan dapat menyebabkan siswa menjadi pasif.
Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) mengetahui prestasi belajar fisika manakah yang lebih tinggi antara siswa yang diajar melalui pendekatan problem posing berbasis aktivitas dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional, (2) mengetahui kemampuan siswa dalam merumuskan soal pada kelas yang diajar dengan pendekatan problem posing berbasis aktivitas.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 SMUN I BJM tahun ajaran 2002/2003. Diantara 10 kelas yang ada dilakukan pengambilan sampel secara acak. Penelitian ini bersifat eksperimental semu, yang melibatkan variabel perlakuan berupa model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem posing berbasis aktivitas yang dikenakan pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol menggunakan pendekatan konvensional untuk pokok bahasan getaran dan gelombang. Rancangan ini melibatkan dua kelas sampel, maka desain penelitian yang digunakan adalah Pre-test dan Post-test Control Group Desain. Kerangka rancangan dimulai dari uji coba instrumen dan pengambilan data, analisis uji instrumen dan analisis data serta uji hipotesis menggunakan uji-t satu pihak.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) prestasi belajar fisika bagi siswa yang diajar melalui pendekatan problem posing berbasis aktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi belajar fisika bagi siswa yang diajar melalui pendekatan konvensional, yang terlihat dari nilai rata-rata prestasi untuk kelas eksperimen adalah 84,47 sedangkan nilai rata-rata prestasi untuk kelas kontrol adalah 68,50 dan juga dilihat dari thitung > ttabel yaitu diperoleh thitung = 7,426 sedangkan ttabel (72; .05) = 2,647 (2) kemampuan merumuskan soal bagi kelas yang diajar melalui pendekatan problem posing berbasis aktivitas tergolong sangat baik yaitu mencapai 84,7 %.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan hal yang sangat mendasar yang tidak bisa lepas dari kehidupan semua orang. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan yang meningkat, pemerintah berupaya untuk meningkatkan dunia pendidikan. Hal yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan tentunya harus mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif, mampu memecahkan persoalan-persoalan yang aktual dalam kehidupan dan mampu menghasilkan teknologi baru yang merupakan perbaikan dari sebelumnya.

Pages:123456»





× Chat WA kami