SKRIPSI SOSIOLOGI
konsep pemikiran paulo freire dan relevansinya terhadap perkembangan masyarakat
Skripsi ini akan menguraikan mengenai konsep pemikiran dari seorang tokoh orientalis yakni Paulo Freire serta penerapan teori-teorinya dalam kehidupan sosial. Rumusan masalah studi ini adalah: Bagaimana Relevansi Konsep Kesadaran Paulo Freire dengan Proses Pengembangan Masyarakat.
Adapun Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana relevansi konsep kesadaran Paulo Freire terhadap proses pengembangan masyarakat.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis: Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan disiplin ilmu dalam Pengembangan Masyarakat.
b. Kegunaan Praktis: Sebagai bahan masukan bagi kalangan fasilitator dalam melakukan pengembangan masyarakat demi terciptanya masyarakat madani.
di harapkan akan memberikan kontribusi kepada orang-orang yang bergelut dalam ilmu sosiologi dan pengembangan masyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Untuk menghindarkan salah paham dan salah tafsir terhadap maksud judul studi ini, yakni Konsep Kesadaran Paulo Freire dan Relevansinya Terhadap Pengembangan Masyarakat, maka terlebih dahulu perlu dijelaskan beberapa istilah yang terdapat di dalamnya. Dalam hal ini, istilah-istilah yang dijelaskan makna operasionalnya hanya istilah yang bersifat konseptual, yakni: Konsep Kesadaran, Relevansi dan Pengembangan Masyarakat.
1. Konsep Kesadaran
DAMPAK PEMBERIAN LATIHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA-SISWI SMA
ABSTRAK
Hasil belajar yang baik di tentukan oleh beberapa faktor, pertama faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti intelegensi, bakat, minat, kemampuan belajar dan motivasi belajar. Kedua faktor yang berasala dari luar diri seseorang seperti lingkungan, cara belajar, keadaan ekonomi, keluarga, sosial, budaya dan latihan dan penguatan. Latihan dapat juga di berikan dengan jalan pemberian tugas olah guru.
Permasalahan dalam penelitian ini apakah terdapat hubungan yang signifikan dalam pembarian latihan dengan hasil belajar Sosiologi siswa SMA N 1 Nan Sabaris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian tugas mempunyai dampak terhadap hasil belajar.
Jenis penelitian yang digunakan di tinjau dari segi datanya adalah penelitian kuantitatif dengan cara eksperimen sedangkan apabila di lihat dari tingkat eksperimennya (luas ruang lingkupnya) maka penelitian ini adalah penelitian asosiatif (dampak atau pengaruh). Hasil pengujian hipotesis terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian latihan dengan hasil belajar Sosiologi siswa SMA. Penulis uji dengan menggunakan uji t. ini dapat dilihat dari hasil penelitian dimana harga t hitung besar dari t tabel. Maka metode mengajar yang dapat di gunakan adalah metode latihan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
TREND REMAJA NONGKRONG DI CAFE (Studi kasus tentang motivasi remaja nongkrong
Keterbatasan pertumbuhan sektor modern dalam menyerap tenaga kerja mengakibatkan mereka yang tidak dapat diserap oleh sektor industri modern mencari alternatif penghasilan diluar sektor tersebut. Muncul kemudian apa yang disebut dengan sektor informal. Sektor informal sebagai fenomena yang khas di negara-negara berkembang bisa berupa kegiatan produksi dan distribusi barang maupun jasa. Misalnya saja pedagang kaki lima, pedagang asongan, rentenir, tukang kredit dan unit-unit kegiatan lainnya. Salah satu contoh pedagang kaki lima yang akan dibahas disini ialah pedagang angkringan.
Penelitian ini berjudul ”Angkringan dan Mahasiswa” yang bertujuan untuk mengetahui makna angkringan oleh mahasiswa dan motivasi mahasiswa makan di angkringan.
Penelitian ini mengambil lokasi angkringan yang terletak di sekitar lingkungan kampus Unsoed Purwokerto. Sasaran dari penelitian ini mencakup dua hal pertama mahasiswa yang intens melakukan aktivitas nongkrong di angkringan. Yang kedua para penjual angkringan dalam memberikan informasi tambahan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Teknik pengambilan informan yang digunakan adalah purposive sampling dengan mengambil informan tujuh (tujuh) orang informan di tambah satu informan pendukung yaitu penjual angkringan. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif deskriptif.
Hasil dari penelitian ini bahwa mahasiswa dalam memaknai warung angkringan sangat beragam. Ada yang memaknai angkringan yang suasana yang tradisional dan nyaman, suasana yang berbeda dari warung lainnya, sebagai tempat nongkrong lintas batas, sebagai tempat refreshing, arena diskusi dan tempat kenangan. Pada prinsipnya setiap makna yang keluar dari insani dapat diterima oleh insani yang lainnya. Dari segi motivasi mahasiswa datang ke angkringan yaitu dorongan rasa senang, dorongan dan kebutuhan untuk mencari teman, mencari suasana yang berbeda yang ada di warung angkringan dan adanya rasa bosan makan di tempat yang suasananya mewah atau modern.
Implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut angkringan telah memberikan semacam peluang bisnis bagi masyarakat kelas menengah kebawah. Adanya pemberdayaan angkringan dan perkumpulan para penjual angkringan agar mempererat tali persaudaraan antar penjual angkringan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuntutan mengenai tingkat kesejahteraan hidup manusia yang optimal memang merupakan tuntutan universal bagi seluruh manusia. Ketidakseimbangan antara needs dan resources adalah fenomena universal yang disebabkan oleh kecepatan pertumbuhan penduduk yang diikuti kebutuhan hidup yang melaju lebih cepat dibandingkan dengan ketersediaan sumber-sumber kebutuhan hidup. Hal ini juga berkaitan dengan pencari kerja yang semakin bertambah banyak dan disisi lain tidak diikuti dengan ketersedian lapangan kerja baru.
DOMINASI KEKUASAAN DAN RESISTENSI MASYARAKAT – Studi Konflik Peremajaan Pasar Senapelan di Kota Pekanbaru, Riau
ABSTRACT
Local autonomy policy has provided wide opportunities for local goverments to
implement development policy that is more supporting to people. So, development can be
felt by people in hinterland area. Flexibility of local government to manage the ir own area
is not always positive impact for people; in some area, it create negative impact for people
due to power domination. Power dominance in development has led vertical conflict
between Pekanbaru goverment and investor in one side and traditional trader of Senapelan
market in other side. The power dominance raised resistant action of trader.
It is a qualitative research. The research is done in kelurahan Padang Bulan,
Senapelan district, Pekanbaru town. There is a one of four main markets in central of
Pekanbaru town, with over 2000 traders. Data collection was done with interview,
observation and documentation. To determine informant, purposive sampling. Interview
and observation was used as primary data. Secondary data was obtained trought
documentation.
Result of the study indicates that power dominance is realized through: 1) nonparticipative
policy- making, 2) repressive action, and 3) cooptation over press and trader
organization. There are to resistance of trader: 1) public transcript by demonstration, hunger
strike and written statement, and 2) hidden transcript through curse action, destroying TPS,
not paying installment and not doing registration. In addition, support on the resistance
come from specialist supporter (student, NGO, and intelectual), and general supporter
(local public figure). Resolutin have been done through mediation and conciliation.
Mediation was done by Pekanbaru DPRD and IKMR, while conciliation was made by
Pekanbaru government and investor. However, this research found reality that mediating
and conciliation did work effectively. The fact was that power dominance was done by
local government on the mediating and conciliation, while the traders is in subordinated or
repressed position.
Key words : power dominance, resistance, conflict resolution
Kebijakan Otonomi Daerah telah memberikan kesempatan yang luas bagi
pemerintahan di setiap daerah untuk menerapkan kebijakan pembangunan yang
lebih memihak kepada rakyat. Sehingga pemerataan pembangunan sampai ke
daerah pedalaman dapat dirasakan oleh masyarakat. Keleluasaan Pemerintah
Daerah untuk mengurusi dirinya sendiri tidak selamanya menimbulkan dampak
positif bagi masyarakat, di sebagian wilayah justru menimbulkan dampak negatif
bagi masyarakat dengan terjadinya dominasi kekuasaan. Dominasi kekuasaan
dalam pembangunan telah menimbulkan konflik vertikal antara Pemkot
The Reality of Redistribution: Poverty and Health in the District of Columbia
Poverty restricts a person’s ability to achieve and maintain health. As one response to the poverty-health link, redistributive institutions provide subsidized goods. To understand how redistribution affects the poverty-health link in reality, I explore poverty and poor health on a general level, and on a specific level in the District of Columbia. I then present the experience of fifty low-income individuals as they work with Family Help Desk—a small D.C. NGO—to obtain subsidized goods in the nation’s capital. To document the experience of these fifty individuals, I worked as a participant observer with Family Help Desk during summer 2006. This thesis argues for acknowledgement and response to institutional deviance—deviance that can, in practice, maintain and even intensify the link between poverty and poor health. The experience of Help Desk clients supports that redistribution must be accompanied by helping individuals work with institutions and structural reform of specific organizations. Without such measures, institutional redistribution will not reach its potential to counter socioeconomic health disparities.
INTRODUCTION
Who stays healthy and who falls ill is a complicated matter. Social context, environmental toxins, genetics, individual agency—all such factors influence and ultimately converge on particular health outcomes.
In this thesis, I explore how economic marginalization shapes health. I additionally analyze how redistributive institutions impact the link between poverty and disease. Throughout this work, I use redistributive institution and assisted navigation to refer to the following: