SKRIPSI PSIKOLOGI

Jan 23, 2024   //   by   //   Blog  //  No Comments

Inti Positif Masyarakat Sebagai Dasar Kegiatan Community Development dengan Menggunakan Pendekatan Appreciative Inquiry

abstraks:

Penelitian ini mengenai pemetaan inti positif sebuah masyarakat yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar kegiatan community development. Kegiatan community development saat ini lebih memandang bahwa masyarakat atau komunitas adalah pihak yang lemah dan selalu membutuhkan bantuan, sehingga akan selalu memunculkan analisis kebutuhan yang tidak akan pernah habis, penelitian ini berdasarkan bahwa untuk melakukan kegiatan community development dapat menggunakan apa yang sudah ada di masyarakat, atau yang lebih dikenal dengan assets based community development. Sehingga nantinya akan lebih bermanfaat bagi siapapun yang terkait dengan kegiatan ini, baik itu masyarakat, pemerintah maupun pihak swasta. Untuk menemukan kekuatan masyarakat dengan berlatar belakang peristiwa atau kejadian terbaik dari masyarakat itu sendiri, maka digunakan pendekatan appreciative inquiry.
Penelitian ini bertipe kualitatif, dengan menggunakan paradigma penelitian social constructionist, paradigma ini digunakan untuk mengkonstruksikan realitas yang ada di masyarakat, untuk dapat mengkonstruksikan realitas diperlukan cerita-cerota dari masyarakat, sehingga metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah narrative methods yaitu dengan jalan mengumpulkan atau mendengarkan cerita yang ada terkait dengan pengalaman masyarakat bersama lingkungannya. Untuk mengumpulkan cerita tersebut, peneliti menggunakan wawancara appresiatif dengan teknik analisis yang digunakan adalah narrative analysis yang bertujuan untuk mengintepretasi cerita-cerita yang diberikan masyarakat untuk kemudian menjadi inti positif masyarakat.
Kampungku yang Menyenangkan, adalah topik afirmatif dari penelitian ini, bercerita tentang hal-hal yang menyenangkan akan menghasilkan inti positif dari masyarakat, yaitu masyarakat yang memiliki nilai kekeluargaan, nilai kebersamaan dan keterbukaan, yang dapat membuat masyarakat atau warga menjadi saling percaya, berbagi, peduli, saling menghargai, merasa memiliki keterikatan dengan lingkungan, serta masyarakat yang partisipatif dalam kegiatan-kegiatan yang menyenangkan di kampung ini. Dengan memahami dan memetakan inti positif masyarakat, maka kegiatan community development dapat lebih menyenangkan untuk dilakukan.

Kata kunci : Komunitas, Community Development, Appreciative Inquiry, Inti Positif Masyarakat

1. 1. Latar Belakang Penelitian

PROSES INTERNALISASI NILAI PADA REMAJA PUNK DI YOGYAKARTA

abstraks:

This study is a phenomenon study about subculture punk. The purpose of this study is to explored dynamic internalization value process for adult punkers with practice of the value in daily life, remember this value experiencing of many opositions. with public society, especially because their appearances thinked “weird”. This study used qualitative approach and took three respondents based on certain criteria. Considered with study on the field, there is a couple internalization value factor in punk culture, first is individual internalization factor that consist need of existence, need of freedom, self identity crisis, music hobbies, and punk culture appearances. Second factor is external factor that consist friends influence, and family. This two factor made someone can internalized value in punk culture and make that value as way to live.

Keyword: internalization value

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Memasuki abad ke-21 banyak terjadi revolusi, terutama di bidang ilmu pengetahuan yang telah membawa manusia pada era modernsasi yang ditandai dengan kemajuan dalam berbagai kehidupan. Dalam bidang teknologi, perkembangan komunikasi berlangsung teramat pesat sehingga batas ruang dan waktu antar negara di dunia seakan menjadi semakin sempit. Perkembangan yang kian pesat secara langsung maupun tidak langsung menuntut manusia untuk mampu beradaptasi dengan berbagai bentuk pembaharuan yang diciptakan dan dikreasikan oleh manusia.

MAKNA HIDUP PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK)

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna hidup pekerja seks komersial pada rentang usia dewasa awal, hal-hal apa yang diinginkan PSK untuk mencapai makna hidup dan kendala apa yang dirasakan PSK dalam mencapai makna hidup. PSK adalah sekelompok orang yang dianggap oleh masyarakat sebagai kaum marginal. Sedangkan makna hidup adalah hal – hal yang oleh seseorang dipandang penting, dirasakan berharga dan diyakini sebagai sesuatu yang benar serta dapat dijadikan tujuan hidupnya (Bastaman, 1995 : 1994)

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus instrinsik, yaitu penelitian yang dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian pada suatu studi kasus khusus Kriteria subyek penelitian ditentukan secara theorybased / operational construct sampling ini yaitu seseorang dalam rentang usia dewasa awal yang bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK). Dimana dalam rentang usia itu individu memiliki tugas perkembangan dalam membangun sebuah hubungan yang lebih serius dengan lawan jenis. Dari keriteria tersebut terpilih 4 orang yang dianggap representatif untuk menjadi subyek dalam penelitian ini. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tematik, dengan menggunakan prosedur EPP (Empherical Phenomenal Psychology) dari Gunnar Karlsson (Misiak&Sexton). Prosedur analisis ini terdiri dari lima tahapan yaitu: (1) pembacaan transkrip berulang kali (minimal 2 kali) dan melakukan koding, (2)menemukan Meaning Unit dalam transkip dengan cara meng-highlight Frase yang bermakna,(3) melakukan trasformasi terhadap meaning unit ke dalam bahasa peneliti,(4) melakukan penyimpulan singkat terhadap beberapa transformasi yang telah dibuat, (5)mengabstraksikan kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna hidup PSK pada rentang usia dewasa awal pada ke empat subyek memiliki pola umum yang sama dimana tujuan hidup mereka adalah untuk menghidupi diri dan keluarga. Perilaku mereka terbentuk dari hasil pengalaman kegagalan dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis yang didapat dari perjalanan hidup yang pernah dijalani oleh masing-masing subyek. Dari sekian banyak pengalaman yang pernah mereka dapat, ada beberapa pengalaman yang dijadikan suatu titik tolak dalam kehidupan mereka untuk memperoleh pegangan atau pedoman hidup yang mereka jalani.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

KREATIVITAS DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA MENGAJAR GURU SECARA DEMOKRATIS

ABSTRAk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara persepsi siswa terhadap gaya mengajar guru secara demokratis dengan kreativitas. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara hubungan positif antara persepsi siswa terhadap gaya mengajar guru secara demokratis dengan kreativitas. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VI SD (11-12 tahun) yang bersekolah di SD Negeri 01, 02, dan 09 Salatiga, sebanyak 88 orang siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala persepsi siswa terhadap gaya mengajar guru secara demokratis dan tes kreativitas verbal dari Munandar. Metode analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil rxy = 0,230 dengan p<0,05 yang memperlihatkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara variabel persepsi siswa terhadap gaya mengajar guru secara demokratis dengan variabel kreativitas, sehingga hipotesis penelitian diterima.

BAB I

A. Latar Belakang Masalah
Dalam era pembangunan tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru dari anggota masyarakatnya. Untuk mencapai hal itu maka sikap dan perilaku kreatif perlu dipupuk sejak dini, agar peserta didik kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan, tetapi mampu menghasilkan pengetahuan baru, tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru (Munandar, 1999, h. 46).

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

ABSTRAK

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.
(Penelitian Yang Dikhususkan Pada Prestasi Belajar Pilihan Program Ilmu Pengetahuan Alam Kelas II SMA PGRI 2 Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2004/2005)

Oleh :
MAYIS CASDARI

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa, korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa, dan antara perhatian orang tua dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa, dan sumbangan efektif antara perhatian orang tua dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas II SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan tahun Pelajaran 2004/2005.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan tahun Pelajaran 2004/2005 sebanyak 150 siswa dan diambil sebagai sampel sebanyak 38 siswa. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah proporsional random sampling dengan sistem undian. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup untuk masing-masing variabel. Dalam pengujian hipotesis pertama dan kedua digunakan analisis regresi ganda. Kriteria penolakan dan penerimaan uji hipotesis menggunakan taraf signifikan 5 %.
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara perhatian orang tua, prestasi belajar siswa, ada hubungan yang positip antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa. Dan ada hubungan yang positip antara perhatian orang tua dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas II SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan tahun Pelajaran 2004/2005. Dengan koefisien determinannya ( R2 ) = 0,381 Perhatian orang tua berada pada kategori sedang dengan prosentase 78,9 %, minat belajar pada kategori tinggi dengan prosentase 92,1 %, dan prestasi belajar siswa berada pada kategori sedang dengan prosentase 63,1 %. Adapun sumbangan efektif yang diberikan secara keseluruhan, oleh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 102,6%.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga mempunyai peranan dan tanggungjawab utama atas perawatan dan perlindungan anak sejak bayi hingga remaja. Pengenalan anak kepada kebudayaan, pendidikan, nilai dan norma-norma kehidupan bermasyarakat dimulai dalam lingkungan keluarga.
Untuk perkembangan kepribadian anak-anak yang sempurna dan serasi, mereka harus tumbuh dalam lingkungan keluarga dalam suatu iklim kebahagiaan, penuh kasih saying dan pengertian.
Menurut Siti Partini ( 1977 : 11 )

Pengaruh IPK Terhadap Lamanya Masa Tunggu Mendapat Pekerjaan Tetap

abstraks:

Kemajuan pengetahuan dan teknologi berjalan seiring dengan kemajuan tingkat kesejahteraan masyarakat. Tingkat kesejahteraaan masyarakat tentu akan terus meningkat, maka ilmu pengetahuan dan teknologi akan semakin mengikutinya.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada dasawarsa terakhir ini telah membawa perubahan besar terhadap perkembangan dan peningkatan dunia kerja. Dunia kerja saat ini menuntut tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Perusahaan-perusahaan, instansi swasta, pemerintah dan lembaga-lembaga pendidikan membutuhkan tenaga yang berkompeten dibidangnya. Hal ini menyebabkan persaingan di bursa tenaga kerja meningkat pula. Pencari kerja harus mempersiapkan dirinya secara moral dan intelektual bila tidak ingin tersisih. Tenaga kerja ini disiapkan oleh lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya. Jadi apabila permintaan tenaga kerja yang berkualitas terus berkembang, maka lembaga pendidikan harus pula meningkatkan mutu lulusannya dalam mencapai tujuan yang diminta oleh dunia kerja.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan pengetahuan dan teknologi berjalan seiring dengan kemajuan tingkat kesejahteraan masyarakat. Tingkat kesejahteraaan masyarakat tentu akan terus meningkat, maka ilmu pengetahuan dan teknologi akan semakin mengikutinya. Menurut Cohen dan Nogel dalam Soekartawi (1995:6), ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang berdasarkan kritik yang ada dari waktu ke waktu, sehingga dengan demikian ilmu pengetahuan dan teknologi akan selalu berkembang mengikutinya.

Pengaruh Aromaterapi Terhadap Tingkat Stres Mahasiswa

abstraks:

Penelitian eksperimental tentang pengaruh pemberian aromaterapi terhadap penurunan tingkat stres pada mahasiswa yang mengikuti matakuliah statistik II dilaksanankan di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, yaitu yang bertempat dijalan Dharmawangsa Dalam nomor 6-8 Surabaya (Kompleks kampus B Universitas Airlangga). Lokasi tersebut dipilih karena subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga sehingga lokasi tersebut sangat memudahkan peneliti dalam melakukan kegiatan pemberian treatmen yang berupa aromaterapi.
Pada saat pelakasanaan eksperimen ini, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga memiliki satu buah gedung utama yang terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama terdiri dari ruang dekan beserta pembantu dekan, ruang dosen, ruang kesekretariatan magister psikologi, ruang kelas magister psikologi, kantor LP3T, dan ruang sidang. Lantai II terdiri dari laboratorium psikologi, kantor tata usaha, Pusat Media Pembelajaran Mahasiswa (PMPM), dan ruang penyimpanan berkas penting. Lantai III terdiri dari 5 ruang kelas dan 2 ruang kelas (belum digunakan), aula, ruang absensi, dan musholla. Sebagian besar ruang dalam gedung ini dilengkapi dengan fasilitas AC dan diberi nama tokoh-tokoh psikologi. Pada tiap-tiap lantai terdapat fasilitas kamar mandi perempuan dan laki-laki serta meja dan kursi yang terletak di lobby yang biasanya digunakan untuk diskusi oleh mahasiswa. Gedung utama ini didominasi warna hijau pada tiap lantai dan kombinasi warna seperti warna biru, orange, dan ungu pada ruang kelas.
Peneliti menggunakan 1 ruang yang terdapat di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yaitu ruang kelas 302 (Ruang Ivan P.Pavlov) di lantai III yang berukuran ±12×9 meter yang dilengkapi dengan fasilitas berupa 2 AC, 2 Kipas angin, white board, Komputer, LCD, meja dan kursi dosen, dan ±60 buah kursi untuk mahasiswa. Ruangan ini bercat putih namun dikombinasikan dengan warna biru pada bingkai jendela dan gordennya. Ruangan ini cukup efektif untuk pemberian treatmen aromaterapi dan cukup nyaman untuk mengerjakan pre-test dan post-test. Dengan demikian, seluruh ruangan yang digunakan dalam kegiatan eksperimen cukup mendukung proses pemberian treatmen aromaterapi.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pengaruh Aromaterapi Terhadap Tingkat Stres Mahasiswa

abstraks:

Penelitian eksperimental tentang pengaruh pemberian aromaterapi terhadap penurunan tingkat stres pada mahasiswa yang mengikuti matakuliah statistik II dilaksanankan di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, yaitu yang bertempat dijalan Dharmawangsa Dalam nomor 6-8 Surabaya (Kompleks kampus B Universitas Airlangga). Lokasi tersebut dipilih karena subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga sehingga lokasi tersebut sangat memudahkan peneliti dalam melakukan kegiatan pemberian treatmen yang berupa aromaterapi.
Pada saat pelakasanaan eksperimen ini, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga memiliki satu buah gedung utama yang terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama terdiri dari ruang dekan beserta pembantu dekan, ruang dosen, ruang kesekretariatan magister psikologi, ruang kelas magister psikologi, kantor LP3T, dan ruang sidang. Lantai II terdiri dari laboratorium psikologi, kantor tata usaha, Pusat Media Pembelajaran Mahasiswa (PMPM), dan ruang penyimpanan berkas penting. Lantai III terdiri dari 5 ruang kelas dan 2 ruang kelas (belum digunakan), aula, ruang absensi, dan musholla. Sebagian besar ruang dalam gedung ini dilengkapi dengan fasilitas AC dan diberi nama tokoh-tokoh psikologi. Pada tiap-tiap lantai terdapat fasilitas kamar mandi perempuan dan laki-laki serta meja dan kursi yang terletak di lobby yang biasanya digunakan untuk diskusi oleh mahasiswa. Gedung utama ini didominasi warna hijau pada tiap lantai dan kombinasi warna seperti warna biru, orange, dan ungu pada ruang kelas.
Peneliti menggunakan 1 ruang yang terdapat di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yaitu ruang kelas 302 (Ruang Ivan P.Pavlov) di lantai III yang berukuran ±12×9 meter yang dilengkapi dengan fasilitas berupa 2 AC, 2 Kipas angin, white board, Komputer, LCD, meja dan kursi dosen, dan ±60 buah kursi untuk mahasiswa. Ruangan ini bercat putih namun dikombinasikan dengan warna biru pada bingkai jendela dan gordennya. Ruangan ini cukup efektif untuk pemberian treatmen aromaterapi dan cukup nyaman untuk mengerjakan pre-test dan post-test. Dengan demikian, seluruh ruangan yang digunakan dalam kegiatan eksperimen cukup mendukung proses pemberian treatmen aromaterapi.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMU LAB SCHOOL JAKARTA TIMUR

ABSTRAK

Selama ini banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi belajar yang tinggi diperlukan Kecerdasan Intelektual (IQ) yang juga tinggi. Namun, menurut hasil penelitian terbaru dibidang psikologi membuktikan bahwa IQ bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, tetapi ada banyak faktor lain yang mempengaruhi salah satunya adalah kecerdasan emosional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peranan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada siswa kelas II SMU.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar dalam bidang akademik yang diwujudkan berupa angka-angka dalam rapor. Bila siswa memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, maka akan meningkatkan prestasi belajar. Hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMU dan Hipotesis nihil (Ho) adalah tidak ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMU.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional sedangkan prestasi belajar sebagai variable terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SMU Lab School Jakarta Timur yang seluruhnya berjumlah 240 orang. Sampel penelitian adalah 148 siswa, menggunakan metode proporsional random sampling. Dalam pengumpulan data digunalan metode skala untuk kecerdasan emosional berdasarkan teori Daniel Goleman yang terdiri dari mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain; dan untuk mengukur prestasi belajar siswa digunakan metode pemeriksaan dokumen dengan melihat nilai rapor semester I.

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN
PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II
SMU LAB SCHOOL JAKARTA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia Y.A.I
Untuk memenuhi sebagian dari Syarat-syarat Guna Memperoleh
Derajat Sarjana Psikologi

Oleh :
AMALIA SAWITRI WAHYUNINGSIH
NIM : 981703229
NIRM : 983120380050241

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
JAKARTA
2004

PERBEDAAN HASIL MENTAL IMAGERY ANTARA SUAMI DAN ISTRI MENGENAI DAMPAK PERCERAIAN

abstraks:

Perkawinan adalah dipersatukannya dua pribadi dalam suatu ikatan formal melalui catatan sipil dan juga diabadikan di hadapan Allah sesuai dengan agama yang disetujui kedua belah pihak. Adanya masalah dalam perkawinan merupakan alasan perceraian yang umum diajukan oleh pasangan suami istri. Alasan tersebut kerap diajukan apabila kedua pasangan atau salah satunya merasakan ketimpangan dalam perkawinan yang sulit diatasi sehingga mendorong mereka untuk mempertimbangkan perceraian.
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui perbedaan dari hasil mental imagery antara suami dan istri mengenai dampak perceraian. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode eksperimen. Subyek adalah pasangan suami istri yang masih terikat perkawinan yang sah dengan usia subyek 26 – 35 tahun, dan usia pernikahan 2 – 6 tahun. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dampak perceraian.
Hasil analisis data menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara mental imagery dampak perceraian pada suami dan istri (p = 0,195 > α = 0,05 dan nilai F=1,775). Hal ini disebabkan karena pada tahap perkembangan dewasa awal siap menerima perceraian ketika terjadi pada diri mereka.
Saran-saran yang dapat disampaikan untuk peneliti selanjutnya untuk memperhatikan metode penelitian yang lebih sesuai dan melakukan probing untuk menggali informasi lebih banyak. Untuk peneliti yang lain yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama sebaiknya menggunakan penelitian kuantitaif-kualitatif. Bagi pasangan yang sudah menikah khususnya bagi mereka yang berpikir untuk bercerai, sebaiknya dipikirkan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan.

Kata Kunci : Mental imagery, dampak perceraian, perceraian

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Citra Remaja Perempuan Metropolitan Dalam Halaman Muka Majalah Gogirl!

abstraks:

Remaja perempuan di kota-kota besar atau biasa disebut dengan remaja perempuan metropolitan selalu punya cara untuk tampil beda, meski tidak selalu orisinil karena banyak mengadopsi gaya selebritis idolanya masing-masing yang mereka lihat di majalah dan televisi, dengan demikian remaja perempuan metropolitan selalu berusaha untuk memperbaharui penampilannya sesuai dengan trend yang sedang berlaku. Yang disebut penampilan bukan saja apa yang melekat di tubuh semata, melainkan juga bagaimana keseluruhan potensi dalam diri memungkinkan mereka untuk menampilkan citra diri. Dan pesan verbal dan non verbal yang disampaikan media massa dianggap sebagai salah satu hal penting yang akan memberikan ciri khusus pada remaja perempuan metropolitan. Cara berpakaian dan pilihan warna dalam berbusana ataupun dalam hal apa saja yang berkaitan dengan identitaasnya sebagai remaja adalah salah satu dari usaha remaja perempuan metropolitan untuk membentuk citra tertentu melalui penampilannya.

Majalah turut mengkonstruksi gaya hidup remaja perempuan metropolitan dengan munculnya majalah khusus remaja perempuan. Kita bisa menelusurinya dari bagaimana remaja perempuan metropolitan dicitrakan oleh majalah, kemudian bagaimana citra itu merambah ke kehidupan sehari-hari. Majalah Gogirl! menggambarkan citra remaja perempuan metropolitan sesuai dengan fenomena yang terjadi. Bersama media yang ada masyarakat global mulai mencerna kehidupan remaja metropolitan yang ada di masyarakat. Disisi lain, penulis akan mencoba mengungkap gambaran umum tentang citra remaja perempuan metropolitan dalam halaman muka majalah Gogirl!, karena dinilai sebagai gejala kehidupan metropolitan yang dibentuk oleh kapitalis untuk mempublikasikan ide yang sekaligus sebagai mode atau trend yang marketable dan akhirnya menjadi bahan yang diterima masyarakat melalui media.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

hubungan kecerdasan dengan tingkat altuisme pada mahsiswa

abstraks:

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN RUHANIAH DENGAN ALTRUISME PADA MAHASISWA

Hendri Rain
Sus Budiharto

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif antara kecerdasan ruhania dengan altruisme pada Mahasiswa. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kecerdasanruhaniah dengan altruisme pada mahasiswa. Semakin tinggi kecerdasan ruhaniah maka semakin tinggi altruismenya. Sebaliknya semakin rendah kecerdasan ruhaniah maka altruismenya rendah.
Subjek penelitian ini adalah Mahsiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Jumlah subjek penelitian ini adalah 100. Teknik pengambilan data yang dipakai pada penelitian ini dengan metode angket atau skala sebagai alat tes, untuk skala untuk skala kecerdasan ruhaniah dirancang oleh peneliti sendiri berdasarkan aspek-aspek kecerdasan ruhaniah dari Tasmara (2001). Yang berjumlah 32 aitem. Sedangkan untuk skala altruisme peneliti mengadaptasi dari penelitian Adhim (2001), yang berjumlah 40 aitem, mengacu pada aspek-aspek perilaku altruistik,
Metode analis data yang dilakukan dalam penelitian ini mengunakan fasilitas program SPSS 10,5 for window, untuk menguji apakah ada hubungan positif antara kecerdasan ruhaniah dengan altruisme. Korelasi Product moment dari Karl Pearson menunjukkan korelasi sebesar r = 0,489 (p = 0,000< 0,01). Yang artinya ada hubungan positif antara kecerdasan ruhaniah dengan altruisme pada Mahasiswa Fakultas Psikologi. Jadi hipotesis diterima.

Kata kunci : Kecerdasan ruhania , Altruisme

BAB I
PENGANTAR

A. LATAR BELAKANG MASALAH

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMU LAB SCHOOL JAKARTA TIMUR

ABSTRAK

Selama ini banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi belajar yang tinggi diperlukan Kecerdasan Intelektual (IQ) yang juga tinggi. Namun, menurut hasil penelitian terbaru dibidang psikologi membuktikan bahwa IQ bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, tetapi ada banyak faktor lain yang mempengaruhi salah satunya adalah kecerdasan emosional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peranan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada siswa kelas II SMU.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar dalam bidang akademik yang diwujudkan berupa angka-angka dalam rapor. Bila siswa memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, maka akan meningkatkan prestasi belajar. Hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMU dan Hipotesis nihil (Ho) adalah tidak ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMU.

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah dan pokok bahasan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

A. Latar belakang masalah
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal.

Kepatuhan Masyarakat Cikoang Dalam Perayaan Maudu’ Lompoa di Takalar Sulawesi Selatan

abstraks:

Penelitian tentang Kepatuhan Masyarakat Cikoang dalam Pelaksanaan Maudu’ Lompoa di Takalar Sulawesi Selatan ditemukan bahwa masyarakat Cikoang Begitu antusias dalam pelaksanaan maudu’ lompoa, karena adanya figur seorang pemimpin yang menjadi panutan bagi semua masyarakat Cikoang yang di kenal dengan nama Karaeng Opua. maudu’ Lompoa merupakan salah satu ritual keagamaan dalam menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW yang biasa kita kenal dengan nama Maulid Nabi.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL REMAJA KELAS XII SMA

abstraks:

Manusia sebagai makhluk sosial selalu melakukan interaksi sosial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Interaksi sosial merupakan syarat mutlak individu untuk bertahan hidup. Kemampuan berinteraksi sosial individu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Interaksi sosial melibatkan diri dan lingkungan sekitarnya. Individu yang memiliki konsep diri yang baik akan selalu berhati-hati dalam melakukan interaksi sosial sehingga ia tidak akan menyalahi aturan-aturan yang berlaku. Kemampuan berinteraksi sosial individu tergantung dari konsep diri yang dimilikinya. Jika ia memiliki konsep diri yang baik maka kemampuan berinteraksi sosial mereka juga akan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh konsep diri terhadap kemampuan berinteraksi sosial remaja kelas XII SMA Widya Dharma Turen Malang. Hipotesis pada penelitian ini adalah “ada pengaruh konsep diri terhadap kemampuan berinteraksi sosial remaja kelas XII SMA Widya Dharma Turen Malang”. Peneliti menggunakan teknik Proporsional Random Sampling, dimana jumlah siswa kelas XII adalah 320 siswa yang terbagi menjadi 8 kelas. Sampel pada penelitian ini berjumlah 80 siswa yang diambil masing-masing kelas 10 siswa dengan cara undian. Sedangkan untuk try out menggunakan sampel 40 siswa yang diambil masing-masing kelas 5 siswa. Pengumpulan data menggunakan skala konsep diri dan skala interaksi sosial yang disusun berdasarkan skala Likert. Uji validitas item skala menggunakan metode korelasi Product Moment dengan bantuan komputasi Seri Program Statistik (SPS-2000) edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih. Untuk skala konsep diri dari 30 item diperoleh hasil 25 item dinyatakan sahih dan 5 item dinyatakan gugur dimana item yang sahih memiliki rbt berkisar antara 0,211 hingga 0,652. Untuk skala interaksi sosial dari 38 item diperoleh hasil 31 item dinyatakan sahih dan 7 item dinyatakan gugur dimana item yang sahih memiliki rbt berkisar antara 0,212 hingga 0,565. Metode yang digunakan untuk menghitung reliabilitas adalah teknik Hoyt dengan menggunakan bantuan komputasi Seri Program Statistik (SPS-2000) edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih. Dari skala konsep diri diperoleh nilai rtt berkisar antara 0,588 sampai 0,822 dengan p = 0,000. Sedangkan untuk skala interaksi sosial diperoleh nilai rtt berkisar antara 0,656 sampai 0,703 dengan p = 0,000. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel X (konsep diri) terhadap variabel Y (kemampuan berinteraksi sosial) remaja kelas XII SMA Widya Dharma Turen Malang menggunakan metode analisis regresi satu prediktor dengan menggunakan bantuan komputasi Seri Program Statistik (SPS-2000) edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih, diperoleh hasil Freg = 0,213 dengan p = 0,651 yang dinyatakan hipotesis alternatif ditolak, artinya tidak ada pengaruh konsep diri terhadap kemampuan berinteraksi sosial remaja kelas XII SMA Widya Dharma Turen Malang. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “ ada pengaruh konsep diri terhadap kemampuan berinteraksi sosial remaja kelas XII SMA Widya Dharma Turen Malang” ditolak.

A. Hasil
Dari perhitungan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 14
Rangkuman Koefisien Beta dan Korelasi Parsial
X Beta (?) SB (b) r-parsial t p
0
1 82,282150
0,036243 –
0,078564 –
0,052 –
0,461 –
0,651
P = dua ekor

Galat Baku Est. = 5,055
Korelasi r = 0,052

PENGARUH PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP TINGKAT KENAKALAN SISWA SLTPN 13 MALANG

abstraks:

Pembangunan nasional tidak dapat diselesaikan dalam satu atau dua generasi, tetapi harus dilakukan secara berkelanjutan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pembangunan Indonesia pembangunan manusia seutuhnya sebagaimana tercantum dalam GBHN (1993:11) :
“Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional dilaksanakan merata di seluruh tanah air dan tidak hanya satu golongan atau sebagian dari masyarakat, serta harus benar-benar dirasakan seluruh rakyat sebagai perbaikan tingkat hidup yang berkeadilan sosial, yang menjadi tujuan dan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia”.

Dalam pemikiran tersebut, betapa pentingnya generasi muda masa kini yang akan mengambil tongkat estafet pelaksanaan pembangunan yang tangguh.

PENGARUH TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH TANGGA PADA SUAMI ISTRI DI DESA SELOKBESUKI KECAMATAN SUKODONO

abstraks:

PENGARUH TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH TANGGA PADA SUAMI ISTRI DI DESA SELOKBESUKI KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN LUMAJANG
M.Hisbullah (2007) Fakultas Psikologi, judul Skripsi: Pengaruh Tingkat Kecerdasan Spiritual Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga Pada Suami Istri Di Desa Selokbesuki Kecamatan Sukodono Kabupaten Lumajang.
Dosen Pembimbing: A. Khudhori Saleh, M.Ag.
Kata kunci: Kecerdasan Spiritual, Keharmonisan Rumah Tangga, Suami Istri, Keluarga.

Keluarga sebagai lingkungan pertama yang membentuk pribadi akan memberikan pengaruh besar dalam kehidupan individu saat ini dan kelak.

PERANAN PENYIDIK DALAM MEMBANTU PENYELESAIAN TINDAK PIDANA NARKOBA

abstraks:

Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka kualitas sumber daya manusia Indonesia sebagai salah satu modal Pembangunan nasional perlu ditingkatkan secara terus menerus termasuk derajat kesehatannya.

Peningkatan derajat kesehatan sumber daya manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat perlu dilakukan upaya peningkatan dibidang pengobatan dan pelayanan kesehatan, antara lain pada

Leave a comment





× Chat WA kami